ITS News

Kamis, 25 April 2024
29 September 2005, 11:09

Pasokan SDM Grafika sangat Minim

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Guna memberikan motivasi semangat bagi penulis serta memberdayakan ITS Press sebagai wahana penerbitan, digelarlah Seminar dan lokakarya Managemen Penerbitan dan Peningkatan Mutu Cetak. Acara yang dihelat hingga Selasa (27/9) sore dipenuhi puluhan peserta dari berbagai lapisan akademisi.

Pembantu Rektor II ITS, Ir Syarief Widjaja PhD, dalam membuka seminar mengatakan hal-hal yang bersifat ilmu pengetahuan memang sulit ditulis dalam bentuk formal. Untuk itulah, budaya tulis harus didorong agar dapat berkembang. Demikian pula di ITS, “ITS punya program, dimana setiap dosen meninggalkan satu buku,” ungkap Syarief. Maksudnya, tiap dosen yang akan purnatugas diwajibkan untuk menulis buku sebagai peninggalan yang nantinya akan diterbitkan dan didistribusikan oleh ITS Press. Diharapkan ilmu yang dimiliki dosen ITS dapat diamalkan dan disebarluaskan kepada masyarakat luas. “ITS Press yang akan memasarkan produk knowledge. Hingga sekarang buku terbitan orang ITS masih sekitar 70 sampai 80 buah,” komentarnya.

Di sisi lain, Agus Winarno, DPD PPGI jatim, lebih banyak berbicara tentang prospek perkembangan industri grafika di Indonesia. “Penyebaran kapasitas produksi dan kemampuan percetakan bila ditinjau dari segi teknologi masih belum merata,” katanya. Ini dapat dilihat dari peta industri grafika yaitu Sumatera 16 persen, Jawa 77 persen, Kalimantan dua persen dan kawasan timur sebesar dua persen. Data tahun 2004, jumlah percetakan di Indonesia sekitar 20.000 unit dengan tenaga kerja sebesar 300.000. Namun, lebih dari 95 persen percetakan itu masih bergerak pada metode konvensional. “Diperkirakan tahun 2010 industri grafika akan mencapai 25.000 unit,” harap Agus.

“Pertanyan yang timbul adalah sudah siapkah industri grafika menghadapi kemajuan teknologi,” tanya Agus. Kualitas SDM yang bkerja di perusahaan percetakan merupakan syarat penting untuk memperoleh hasil cetakan yang berkualitas terutama tenaga teknis grafis. Fakta yang diperoleh menunjukkan, lembaga pendidikan grafika saat ini baru ada 23 buah yang sebagian besar tersebar di Jakarta dan Jawa Barat. “Dari 23 lembaga pendidikan itu tiap tahunnya menghasilkan lulusan sekitar 1500 hingga 1700 orang, “ tuturnya. Sedangkan penyerapan tenaga kerja di bidang grafika diperkirakan 4000 SDM per tahun. Sehingga hitungannya, kekurangan pasokan SDM sekitar 2300 orang per tahun.

Usai berpanjang-lebar menuturkan permasalahan grafika di Indonesia, Agus kemudian menyimpulkan. “Untuk itu, perlu ada perhatian khusus terhadap lembaga pendidikan grafika, terlebih di Jatim, terkait kualitas maupun kuantitas SDM di bidang ini,” pungkas Agus. (th@/tov)

Berita Terkait