ITS News

Rabu, 24 April 2024
03 Agustus 2005, 09:08

Tandai Pembukaan Profesional Broadcating School dengan Seminar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dr Widya Utama DEA, Ketua Multi Media Centre ITS mengatakan, seminar itu bertujuan untuk memberi wawasan yang benar kepada masyarakat yang berkeinginan meniti karir di dunia penyiaran. ”Kini memang banyak bermunculan tawaran menggiurkan dari beberapa lembaga pendidikan berkait dengan program pendidikan broadcating, tapi apakah semua yang ditawarkan itu benar adanya, karena itu sebelum mereka masuk kami berkewajiban memberikan wawasan dan sedikit pengetahuan tentang dunia broadcating itu,” katanya.

Menurutnya, dengan bermunculannya beberapa stasiun televisi swasta baik di daerah maupun di ibu kota, tantangan yang paling nyata adalah kebutuhan sumber daya manusia. ”Persitiwa booming media televisi beberapa tahun lalu diikuti dengan bajak-membajak SDM dari stasiun satu ke stasiun lainnya. Kini meski tidak terlalu menonjol masih terjadi, karena itulah harus dicarikan jalan keluar melalui penyiapan di lembaga pendidikan,” katanya.

Tahun ini, kata Widya menambahkan, ITS bekerja sama dengan Stikosa AWS membuka program pendidikan profesional di bidang penyiaran. ”Pemikirannya sederhana sekali, karena kebutuhan tenaga kerja di bidang penyiaran begitu besar dan mendesak, sementara lembaga pendidikannya belum siap, maka ITS berusaha untuk menyelenggarakan pendidikan itu,” katanya.

Namun, karena ITS belum berpengalaman di bidang komunikasi, digandenglah Stikosa AWS yang memang jauh lebih berpengalaman, sementara ITS akan menyiapkan pengetahuan yang berkaitan dengan teknologi komunikasi, yang kini menjadi sebuah keharusan di bidang penyiaran. ”Ini artinya, ITS dan Stikosa saling melangkapi. ITS memiliki sumberdaya manusia dan teknologi di bidang penyiaran, sementara Stikosa AWS punya pengalaman di bidang komunikasi dengan pendekatan-pendekatan teoritis berlatar belakang ilmu sosial,” katanya.

Itulah sebabnya, Widya optimis akan mampu menggaet masyarakat yang benar-benar mau terjun ke dunia penyiaran. ”Kami akan memadukan pengetahuan teknologi dengan pengetahuan komunikasi yang kini sudah tidak bisa dipisahkan lagi dan menjadi cabang ilmu baru teknologi komunikasi. Tuntutan ini sejalan dengan digitalisasi yang memang telah dimiliki oleh stasiun penyiaran baik radio maupun televisi,” katanya.

Hal senada juga dikemukakan Dra Syirikit Syah MA, penggagas kerja sama antara ITS dan Stikosa AWS ini. Menurutnya, dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dengan kondisi lembaga penyiaran yang berkembang pesat, dibutuhkan sekitar lima sampai sepuluh ribu tenaga kerja di bidang itu. ”Jumlah itu belum termasuk asumsi tumbuhnya stasiun-stasiun televisi baru yang dalam Undang-undang Penyiaran memungkinkan untuk dilakukan di tiap-tiap daerah. Itu juga belum termasuk tumbuh kembangnya rumah-rumah produksi yang memang diproyeksikan akan tumbuh mengingat jumlah stasiun televisi yang terus bertambah dan makin tersegmentasi,” katanya.

Karena itulah, kata Sirikit menambahkan, ia optimis program kerja sama yang bertujuan saling menutupi kekurangan dari dua lembaga yang paling berkompeten untuk urusan dunia penyiaran ini akan berhasil. ”Melalui kerja sama ini kami ingin mengembangkan rumpun ilmu baru teknologi komunikasi, yang mau tidak mau, cepat atau lambat, semua akan menuju ke sana,” katanya. (Humas/rin)

Berita Terkait