ITS News

Kamis, 25 April 2024
26 Juli 2005, 12:07

Tambah Kecepatan, Korbankan Satu Robot Otomatis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Robot ASKAF-i karya mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya yang menang Kontes Robot Indonesia (KRI), Mei lalu, Rabu (27/7) siap diberangkatkan menuju Bejing, China untuk mengikuti kontes robot internasional, Robocon 2005, 27-28 Agustus mendatang.

Uji coba terakhir dilakukan ASKAF-i dan tim, Senin (25/7) kemarin, sebelum robot itu dimasukkan ke dalam kotak untuk dikirim ke Bejing. “Memang yang berangkat terlebih dahulu hanya robotnya, sedang tim baru akan berangkat pada minggu ketiga Agustus. Ini sesuai dengan ketentuan panitia yang mewajibkan paling lambat pengiriman robot dilakukan sebulan sebelum acara digelar,” kata Ir Gigih Prabowo, panitia pusat KRI yang akan ikut mendampingi tim ITS ke Bejing.

Tim ITS diharapkan mampu mengukir kembali prestasi seperti yang pernah diraihnya tahun 2001 dengan Robot B-Cak pada Robocon di Korayama, Jepang. “Lawan tangguh saat ini memang masih dari Vietnam yang pernah menjadi juara sebanyak dua kali pada tahun 2002 dan tahun 2004 kemarin. Tapi tuan rumah China juga punya keinginan untuk menang, selain dia akan diuntungkan karena sebagai tuan rumah, tahun lalu China juga menjadi finalis,” terang Gigih.

Tim Robot ITS sendiri telah melakukan beberapa pembenahan. Menurut Eko Henfir, dosen pembimbing ASKAF-i, beberapa perubahan telah dilakukan untuk mencapai kecepatan maksimal didalam meraih poin di titik tengah bola api. “Kalau saat KRI kami mencapai titik tengah dalam waktu delapan detik, kini kami sudah menyelesaikannya dalam waktu satu detik dan berhasil memasukkan bola ke dalam keranjang pada detik ke empat,” katanya.

Ini karena selama ini robor-robot yang bertanding ditingkat internasional selalu mengutamakan kecepatan didalam menyelesaikan permainan. “Itulah yang kini kami sedang lakukan dan ternyata dalam beberapa kali latihan kami baru mencapai rata-rata 1,5 menit. Mudah-mudahan kondisi itu akan lebih baik lagi di Bejing,” kata Henfri yang tercatat sebagai tim B-Cak pada kemenangan tahun 2001 di Jepang.

Untuk menambah kecepatan, ada beberapa perubahan terutama pada jumlah robot otomatis yang disiapkan. “Kalau sebelumnya kami mengandalkan empat robot otomatis, sekarang kami hanya ada tiga robot otomatis, yang diharapkan dapat menyelesaikan penempatan-penempatan bola di keranjang yang memang hanya boleh dijangkau oleh robot otomatis,” katanya.

Itu sebabnya, kini tugas robot manual tidak hanya diharapkan mampu mengisi bola-bola pada sudut-sudut di pinggir lapangan, tapi juga mampu melakukan manuver untuk menembakkan bola pada keranjang yang memang hanya bisa dijangkau oleh robot otimatis itu. “Tugas menembakkan bola dalam beberapa latihan sudah terbukti cukup baik, dan kami juga telah menyiapkan agar tembakkan yang disiapkan oleh robot manual juga bisa berfungsi mengeluarkan bola lawan,” katanya.

Henfri mengatakan, kalau dalam hitungan matematis, apa yang dilakukan tim robot ITS sudah maksmial, kini tinggal pada unsur keberuntungan dan lawan mana yang akan dihadapi dalam babak penyisihan. “Kami berharap jika harus bertemu dengan Vietnam cukup di final saja, karena merekalah yang hingga kini tim yang paling tangguh. Dari beberapa rekaman yang kami peroleh, mereka dapat menyelesaikan semua pertandingan hanya dalam waktu kurang dari satu menit,” kata Henfri.(Humas/rin)

Berita Terkait