ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
19 Juli 2005, 12:07

LPPM ITS Berangkatkan Magang Kerja ke Jepang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Diungkapkan Sutantra, sebenarnya program magang kerja yang digagas asosiasi itu tidak murni magang, karena mereka yang ikut program itu menerima gaji dengan standar karyawan di sana. “Kenapa dinamakan magang kerja, karena kalangan Industri Jepang tidak ingin mengangkat mereka sebagai karyawan sebelum melihat ketrampilan dan keahlian mereka,” katanya.

Karena itu, asosiasi itu memberikan batasan hingga setahun bekerja di sana, dan jika memang hasil kerja dari mereka baik dan bisa beradaptasi dengan kondisi dan lingkungan di sana, mereka akan bisa diterima sebagai karyawan penuh. “Karena itu saya berpesan agar Anda yang memang punya kesempatan pertama untuk menjalankan program magang kerja ini bisa menempatkan diri dan bisa menyerap ilmu sebanyak mungkin di Jepang,” kata Sutantra dalam acara pelepasan di kampus ITS.

Dan satu lagi pesan saya, katanya menambahkan, jangan coba tertarik dengan iming-iming gaji lebih besar dari lembaga atau tempat lain selain dimana Anda ditempatkan sekarang, karena resikonya akan lebih besar, karena Anda akan dinyatakan sebagai tenaga kerja illegal di Jepang. “Iming-iming itu selalu ada, karena itu saya mengingatkan dan berpesan sebelum Anda tertarik dan tergiur dengan tawaran itu. Lebih baik pulang setelah habis masa magang kerja di sana, dan kemungkinan besar Anda akan ditarik kembali ke sana. Ini yang lebih baik dan jaminan Anda di sana akan lebih baik lagi,” katanya.

Sutantra perlu mengingatkan itu kepada para peserta magang kerja yang berasal dari beberapa daerah itu, karena ada banyak tenaga kerja yang setibanya di Jepang malah tertarik dengan bayaran yang jauh lebih tinggi tanpa mempedulikan aturan dan kesepakatan yang telah ditandatangani di sini. ”Saya berharap iming-iming itu bisa diingat setibanya Anda di Jepang, agar program kerja sama ini tetap berjalan dan banyak tenaga kerja Indonesia yang terserap di sana secara legal,” katanya.

Diungkapkan Sutantra, ITS berkepentingan untuk melangengkan bentuk kerja sama ini mengingat, apa yang dilakukan ITS dengan mengirim tenaga kerja ke Jepang lewat magang kerja ini punya nilai lebih dibanding dengan pengiriman-pengiriman tenaga kerja lain ke luar negeri. ”Perbedannya, mereka yang dikirim sudah mendapatkan pendidikan keterampilan di sini untuk bisa ditempatkan pada industri di sana, sehingga punya daya tawar dan daya saing cukup tinggi baik dalam bentuk gaji yang akan diterima maupun jaminan lainnya,” katanya.

Itulah sebabnya, katanya menambahkan, ITS berharap jumlahnya akan dapat terus ditingkatkan. ”Dari pihak Jepang sendiri berjanji akan bisa meningkatkan jumlah itu, tentu saja sesuai dengan kebutuhan industri di negerinya. Tapi paling tidak peluang kita untuk mengirim tenaga kerja yang jauh lebih terampil makin terbuka lebar,” katanya.
Ketujuh orang yang menjalani magang kerja itu memang bukan mahasiswa atau alumni ITS, mereka sebagian besar adalah para lulusan STM yang memang direkrut oleh ITS untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di Jepang. Sebelum menjalani magang kerja, mereka dibekali beberapa keterampilan termasuk mengetahuan bahasa Jepang. (Humas/bch)

Berita Terkait