ITS News

Kamis, 25 April 2024
24 Juni 2005, 18:06

LPPM: Pelatihan Life Skill untuk Masyarakat Daerah Pesisir Pantai

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ide awal Pelatihan Life Skill (PLS) pembuatan perahu sederhana ini, seperti yang diungkapkan Ir Gaguk Suhardjito MM, selaku koordinator pada Pelatihan Pembangunan Perahu Rakyat Situbondo 2005, bermula saat Dr Yoyok Cahyono MSi, Ketua Program Life Skills berada di Jakarta dan mendapat sebuah masukan mengenai program life skill. “Saat itu dipertanyakan mengapa ITS yang terkenal dengan teknologi kelautannya tidak mengadakan pelatihan yang berkaitan dengan bidang maritim,” kata Gaguk.

Setelah mendapat masukan tersebut, LPPM ITS segera mengonsep sebuah bentuk pelatihan yang berkaitan dengan kelautan. ”Hasilnya adalah terciptanya pelatihan pembuatan perahu sederhana di daerah pesisir Situbondo yang terlaksana sejak tanggal 29 Maret sampai 26 Mei lalu,” katanya.

Lewat pelatihan yang terselenggara atas dukungan Dirjen Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada masyarakat pesisir Situbondo tentang berbagai macam perahu beserta material yang digunakan dan mengenalkan beberapa metode pembangunan perahu. ”Dalam pelatihan kita mengenalkan dan mengaplikasikan teknik 3D yaitu dijahit, dilem, dan dilapisi untuk pembangunan perahu,” ujar Gaguk.

Dengan teknik 3D itu, dikatakan Gaguk, pihaknya beserta 12 mahasiswa Politeknik Perkapalan ITS sebagai trainer, mengajarkan kepada 20 warga desa pesisir bagaimana cara membuat perahu sandwich dengan panjang enam meter, lebar 1,8 meter dan tinggi 0,9 meter. Perahu ini nantinya bisa difungsikan sebagai perahu pencari udang atau ikan, perahu transportasi untuk keramba dan rumput laut, juga untuk perahu wisata. ”Karena untuk perahu serbaguna maka memakai desain pram agar perahu memiliki kapasitas yang besar dan lebih stabil saat di laut,” kata Gaguk.

Perahu serbaguna ini, masih menurut Gaguk, didasari dengan konsep mudah, murah, cepat dan kuat. Sehingga dapat dengan mudah dibangun oleh masyarakat pesisir pantai yang memiliki ketrampilan dan dana yang terbatas. ”Material yang digunakan pun sederhana, cukup dengan Plywood untuk kulit dan sekat, kayu kamper untuk gading dan semang serta meranti untuk scarfing. Dan Sambungan menggunakan epoxy, sekrup, baut dan atau paku,” papar dosen Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya ini.

Untuk estimasi biaya dan waktu pembuatan perahu sederhana ini, dikatakan Gaguk, dapat dipastikan lebih murah dan cepat daripada perahu jenis lain. Biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan bahan dan mesin berdaya 8.5 PK jika ditotal tak lebih dari 12 juta. Lebih murah jika dibanding perahu yang biasa mereka buat, sekitar 15 juta untuk bahan saja,” ungkapnya. Sedangkan waktu pengerjaannya, ditambahkannya, jika telah mahir, dapat dikerjakan kurang dari 100 jam dengan tenaga enam orang.

Perahu hasil pelatihan di Situbondo ini telah diluncurkan untuk uji coba pada tanggal 13 Mei lalu. Hasilnya, dikatakan Gaguk sangat memuaskan. ”Perahu cukup stabil dengan kecepatan yang optimal untuk mesin baru. Hasil tangkapan seharian pun dikatakan nelayan lebih banyak,” kata staf P2B LPPM ITS ini. (asa/tov)

Berita Terkait