ITS News

Kamis, 18 April 2024
15 Juni 2005, 09:06

ITS Bentuk Manual Standar Akademik

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Membahas mengenai quality assurance, atau penjaminan kualitas, tentu tidak asing lagi bagi dunia industri. Tapi, jika diterapkan di suatu institusi pendidikan di Indonesia, itu adalah hal yang baru. Seperti yang dikatakan Ir Sudiyono Kromodihardjo MSc PhD, ketua PJM ITS, di sela-sela kegiatan workshop penyusunan manual kualitas dan manual prosedur, bertempat di ruang pertemuan Perpustakaan ITS lantai enam, Selasa (14/6).

”Saat ini semua universitas di Indonesia belum melakukan sistematisasi prosedur yang berkaitan dengan akademik,” ujar Sudiyono. Akibatnya, sangat sulit untuk mempertanggungjawabkan kualitas lulusan yang dihasilkan suatu perguruan tinggi baik eksternal maupun internal.

Sudiyono lantas memberi contoh, jika seorang mahasiswa suatu perguruan tinggi swasta mendapat nilai A pada suatu mata kuliah, apakah kualitasnya setara dengan mahasiswa ITS yang mendapatkan nilai serupa pada mata kuliah yang sama? Lalu bagaimana juga mempertanggungjawabkan bahwa kualitas didikan ITS lebih baik dari lulusan PTS tadi? ”Untuk itu kita perlu suatu manual yang berisi standar cara memperbaiki kualitas akademik,” tandas Sudiyono.

Mengingat pentingnya penerapan standar kualitas tadi, PJM menjadi pioner untuk mencari bentuk yang tepat dalam penerapannya. Cara awalnya adalah dengan diadakan workshop pembelajaran penyusunan manual kualitas dan manual prosedur selama tiga hari, mulai Selasa (14/6) kemarin. Tak tanggung-tanggung, PJM mendatangkan pakar Quality Assurance dari Universitas Swanburn Australia, Mr Ian Charlesson selaku pembicara dalam workshop. Pesertanya pun dibuat bergelombang, mulai workshop untuk ketua jurusan dan dekan, sampai workshop untuk dosen perwakilan jurusan serta para pembantu dekan.

Implementasi Manual
Diungkapkan Sudiyono, dalam suatu kesempatan, Prof Ir Noor Endah MSc PhD, Pembantu Rektor I ITS, pernah mengatakan mengenai rencana ITS yang akan melakukan launching program Implementasi Penjaminan Mutu di ITS tahun depan. Untuk itu, harus segera dibentuk suatu organisasi pembentukan manual akademik yang sistematis. ”Arahnya nanti adalah pengumpulan keinginan dari setiap level mulai dari rektor sampai dengan mahasiswa. Semua harus didapat masukannya,” jelas dosen Teknik Mesin ITS ini.

Nantinya, setelah terbentuk manual, akan diimplementasikan dan dipatuhi oleh segenap level di ITS. Tak terkecuali mulai dari rektor, dosen, sampai mahasiswa. Sehingga tidak ada lagi kasus tidak tahu bagaimana langkah yang harus ditempuh jika IPK jelek serta kasus banyaknya mahasiswa yang tidak bisa yudisium. ”Semuanya nanti masuk pada buku manual. Mengenai sistem, dan cara kerja yang harus dilakukan,” katanya.

Ditanya apa hubungan pembentukan manual ini dengan program ITS menuju PT BHMN, Sudiyono mengatakan, tidak berkaitan. ”Manual harus segera ada, karena tujuannya sebagai pedoman cara memperbaiki kualitas akademis secara sistematis,” katanya. Lalu, mengenai kualitas output yang diinginkan ITS, Sudiyono menjawab tidak terlalu muluk-muluk. ”Hanya dua kriterianya, cepat lulus dan mendapat pekerjaan yang baik,” ungkap doktor alumnus USA ini sambil tersenyum. (asa/tov)

Berita Terkait