ITS News

Sabtu, 20 April 2024
09 Juni 2005, 17:06

ITS Dipercaya Realisasikan Hasil Pertemuan Presiden dengan Bill Gates

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Demikian diungkapkan Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, Rabu (8/6) petang, seusai diterima Presiden di Istana Negara, Jakarta. “ITS bersama-sama ITB, Kementerian Komunikasi dan Informasi serta Kementerian Riset dan Teknologi diminta untuk merealisasikan hasil pembicaraan antara Presiden dengan Bill Gates terkait dengan rencana investasi dan pembangunan sebuah kawasan untuk kebutuhan riset center ICT di Indonesia,” katanya.

Jika rencana ini terjadi berarti Indonesia merupakan negara ke lima yang akan dijadikan pengembangan perusahaan Microsoft secara total setelah sebelumnya dikembangkan di Amerika Serikat, Shanghai, India, dan London.

Dikatakan Nuh, dalam pertemuan dengan kepala negara itu, ITS dan ITB diminta untuk menyiapkan segala sesuatunya berkait dengan penyediaan SDM dan berbagai perangkat lunak yang dibutuhkan. “Sungguh, bagi ITS ini merupakan kepercayaan yang luar biasa, bisa bekerja sama dengan Bill Gates dan Microsoft secara langsung,” katanya.

Dijelaskannya, momentum ini tidak boleh lepas, karena itu ITS akan segera membuat rancangan dan usulan tentang riset center tersebut. Bentuknya, dapat berupa kajian usulan dimana lokasi yang sesuai dengan kebutuhan itu. “Secara tersirat Presiden memang mengharapkan lokasi untuk merealisasikan proyek Bill Gates itu di kawasan yang memiliki industri, dan lahan yang dibutuhkan sekitar 300 hektare. Itu artinya, akan ditempatkan di sekitar Jakarta,” katanya.

Meski begitu, kata Nuh menambahkan, lokasi tidak menjadi halangan dalam keikutsertaan ITS dalam proyek tersebut, mengingat sifat dari pengambangan ICT tidak menuntut kehadiran secara fisik. “Tapi sebelum itu kita putuskan terlebih dahulu lokasi mana yang akan dipilih. Mungkin sekitar akhir Juni atau awal Juli kami akan berangkat untuk membahas secara rinci tentang rencana pembangunan riset center itu,” katanya.

Saat ditanya apakah kerjasama software berlisensi ini tidak bersinggungan dengan kerjasama software open source, mantan Direktur PENS ITS ini mengatakan, dua kepentingan itu sama-sama akan terus dikembangkan, meski ITS telah bekerja sama dengan Bill Gates. “Nanti biar masyarakat yang akan menentukan,” jawab Nuh.

Nuh menambahkan, dengan keikutsertaan ITS dalam kerja sama ini, ITS mempunyai kesempatan yang lebih besar lagi untuk mengembangkan berbagai kebutuhan masyarakat dan industri didalam menyiapkan bidang ICT. “Kami paham sumber daya manusia kita untuk bidang ICT sangat terbatas, tapi keterbatasan itu bukan menjadi kendala bangsa ini tidak ikut dalam ICT,” kata pria yang satu-satunya orang Indonesia yang mendapatkan JICA Special Award hingga kini.

Dikatakannya, ICT merupakan generik teknologi. Maksudnya, hampir tidak ada bidang yang tidak akan membutuhkan ICT. “Kesempatan inilah yang ingin diambil ITS dalam merealisasikan kerja sama itu, karena kami tidak ingin untuk kesekian kalinya Indonesia tertinggal didalam revolusi teknologi bidang ICT,” katanya. (Humas/tov)

Berita Terkait