ITS News

Sabtu, 20 April 2024
07 Juni 2005, 17:06

BEM ITS dan BEM Unair Kolaborasi Awasi Pilkada

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Walikota adalah suatu posisi yang strategis sebagai pemegang kebijakan pembangunan kota selama lima tahun. Rupanya hal inilah yang menjadi alasan BEM ITS dan BEM Unair untuk mengadakan debat publik cawali di Aula Fajar Noto Negoro FE Unair, Selasa (7/6) siang. Debat cawali tersebut mengetengahkan permasalahan pedagang kaki lima (PKL) dan pasar tradisional.

Menurut Salim Darmawan, Kadep Sosial Politik BEM ITS, debat cawali ini merupakan langkah awal kerjasama antara BEM ITS dan BEM Unair berkaitan dengan pilkada.
Hal itu dibenarkan Iwan Setiawan selaku Kadep Sosial Politik BEM Unair. “Debat cawali merupakan bagian dari serangkaian kecil kerjasama BEM ITS – BEM Unair dalam rangka membentuk Pilkada Center,” kata Iwan. Lalu, dalam Pilkada Center itu, ditambahkan Iwan, mereka mempunyai komitmen untuk mensukseskan pilkada yang jujur dan damai.

Iwan Setiawan berharap debat ini menjadi ajang pelajaran politik bagi masyarakat. Dengan posisi walikota yang sangat strategis itu, masyarakat jangan sampai salah atau asal-asalan menentukan pilihan walikotanya. “Dengan ini (debat cawali, red) kami mengharapkan dapat menjadi pelajaran politik buat masyarakat sehingga mereka menjadi pemilih-pemilih yang cerdas, bukan sekedar pilihan emosional ataupun memilih karena kekuatan dan uang yang dimiliki calon,” kata mahasiswa Fakultas Hukum Unair angkatan 2001 ini.

Bahkan rencananya pada saat pemaparan visi dan misi cawali, Jumat (10/6), di DPRD tingkat II, gabungan BEM ITS dan BEM Unair akan melakukan aksi mendukung pilkada yang jujur dan adil. “Disana nanti kita akan menuntut para cawali untuk menandatangani surat pernyataan sikap mendukung pilkada yang jujur dan damai,” ungkap Iwan.

Sayangnya, debat cawali mengenai komitmen walikota terhadap permasalahan PKL dan pasar tradisional ini tidak lengkap dihadiri semua kandidat cawali. Kandidat yang hadir saat itu diantaranya Alisyahbana, Benjamin Hilly, dan AH Thony. Namun, debat masih dapat berlangsung cukup seru karena dihadirkan panelis yang kompeten dibidangnya. Sebut saja Bagong Suyanto pakar Ilmu Sosial Unair, Haryo Sulistyarso, pakar Tata Kota ITS, dan Edi Yuwono pakar Ekonomi Unair.

Kegiatan yang juga menyedot animo luar biasa dari civitas Unair, ITS, serta masyarakat umum ini pun diakhiri dengan penandatanganan komitmen mengenai permasalahan PKL dan pasar tradisional. (asa/tov)

Berita Terkait