ITS News

Sabtu, 20 April 2024
06 Mei 2005, 17:05

ITS perlu terapkan K3

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Jurusan Teknik Sipil ITS menggelar seminar nasional yang membedah masalah keselamatan kerja dalam bidang konstruksi pada Kamis (5/5) di Gedung Rektorat. Acara ini merupakan rangkaian kegiatan Civil Expo yang diadakan selama bulan Mei 2005. Seminar yang dihadiri ratusan peserta ini rencananya mengundang Menteri Pekerjaan Umum, Ir Djoko Kirmanto DipL HE. Tetapi, karena sesuatu hal, beliau menunda kedatangannya.

Prof Priyo Suprobo, salah seorang pembicara mengatakan, menurut Akta tahun 1995 kita harus berusaha menghindarkan diri dari kecelakaan kerja. Artinya, keselamatan kerja merupakan tanggung jawab pribadi. Namun, tidak sepenuhnya kesehatan dan keselamatan kerja atau yang lebih beken dengan nama K3 itu dibebankan kepada pekerja. Para kontraktor-lah yang seharusnya menangani hal itu. “Tapi, banyak kontraktor dalam negeri yang tidak mengindahkan K3,” kata Dekan FTSP ini. Salah satunya terbukti adanya pemasangan transmisi Tower yang tidak menggunakan sabuk pengaman dan tanpa sarung tangan. Padahal potensi bahaya Tower sangat besar karena ketinggiannya.

Ia mengkaitkan K3 dengan kondisi yang ada di perguruan tinggi semisal ITS. Seharusnya ITS mempunyai benda-benda pengaman untuk kebakaran dan praktikum. Ini karena ITS memang selalu bergelut dengan percobaan (baca:praktikum). Jangan sampai praktikan terluka dan celaka atau bahkan menemui ajal saat bekerja di laboratorium. “Bisa saja saat praktikum keracunan gas,” ujar Priyo. Namun, di ITS untuk saat ini memang masih belum ada. Dosen ITS ini lalu menceritakan salah satu perusahaan di Batak yang sangat ketat sekali dalam aturan K3. “Mulai dari sepatu, penutup, kacamata, hingga helm ada,” katanya. Tujuannya tak lain untuk keamanan semata. Hal seperti inilah yang patut dijadikan contoh bagi yang lain.

Sementara itu, Kajur Teknik Sipil FTSP ITS, Prof Ir Indrasurya B Mochtar Msc Phd, juga memberikan sedikit penjelasan tentang kondisi potensi bahaya akibat tidak menghiraukan K3 di kampus ITS. Contohnya, banyak mahasiswa ITS yang datang dari arah desa Gebang mau ke ITS memotong jalan. Seharusnya mereka memutar melewati bundaran ITS dulu. Hal-hal kecil yang disepelekan ini juga termasuk rawan bahaya. Kejadian lain yang ia komentari adalah orang yang jalan pagi di ITS. Padahal sudah disediakan trotoar, tapi tetap saja di jalan. “Kalau diingatkan, malah dipleroki,” kritiknya. Untuk itu, ia menyarankan kepada mahasiswa ITS agar tidak hanya seminar saja yang dibesarkan, tapi juga dibutuhkan tindakan nyata. (th@/sep)

Berita Terkait

ITS Media Center > Berita Utama > ITS perlu terapkan K3