ITS News

Sabtu, 20 April 2024
05 Mei 2005, 09:05

Civil Expo 2005: Beton Gula Pasir Hantar UGM menjadi Jawara LBMT 2005

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam Lomba Beton Mutu Tepat (LBMT) 2005 yang digelar Himpunan Mahasiswa Sipil (HMS) ITS terdapat beberapa kriteria penilaian untuk menetapkan pemenang. Karena merujuk pada mutu tepat, tentu peserta diharuskan untuk mendesain betonnya dengan tepat. Sehingga, kuat tekan beton pada umur 28 hari dapat mencapai yang disyaratkan yaitu 70 Mpa. Selain itu inovasi dan teknik presentasi juga di buat sebagai pertimbangan dewan Juri.

Begitu juga dengan Tim Universitas Gajah Mada (UGM) yang keluar sebagai pemenang pertama dalam lomba ini. Diakui dewan juri dan beberapa peserta lainnya, tim ini telah memenuhi hampir semua penilaian yang ditetapkan. Terlebih dengan judul unik, beton ’gula pasir’, yang dibawakan oleh tim yang terdiri dari 3 mahasiswa ini. ”Dari awal, judul yang dibawa teman-teman UGM sudah menarik. Apalagi didukung dengan presentasi yang tidak monoton. Jadi pantas jadi juaranya,” kata Heru Susanto anggota Tim Bina Nusantara Jakarta meyakinkan.

Sementara itu, saat ditemui ITS Online di wisma BKKBN tempat para peserta menginap. Deni Siswanto salah satu dari bagian Tim UGM mengatakan bahwa sebenarnya judul yang mereka bawa bukanlah murni inovasi baru. Menurutnya, semua itu berawal saat timnya melakukan studi literatur untuk persiapan mengikuti LBMT 2005 ini. ”Saat studi literatur, kita menemukan bahwa Retarder dalam campuran beton apabila diturunkan beberapa kali dapat menjadi gula,” ungkap mahasiswa UGM angkatan 2002 ini.

Pertimbangan lainnya, dikatakan Deni, adalah keberadaan gula yang mudah didapat di daerahnya. Selain itu, dia bersama rekan-rekannya berkeinginan untuk menciptakan beton yang inovatif dan ramah lingkungan dengan tidak memakai zat-zat kimia aditif buatan yang biasa dipakai pada campuran beton konstruksi. ”Dengan tambahan gula ini, kita berharap akan inovatif dan ramah lingkungan,” ucap Deni bangga.

Lalu bagaimana proses pembuatannya? Diungkapkan Deny, pada awalnya gula pasir asal Madukesmo Bantul yang mereka pakai di blender sampai menjadi serbuk halus. Kemudian, serbuk tersebut diaduk dalam air panas selama kurang lebih tiga jam agar gula tercampur sempurna. ”Larutan gula ini lah yang nantinya dicampurkan dalam adukan,” katanya.

Ditambahkannya, pelepasan cetakan beton gula pasir hasil karya timnya itu berbeda dari beton biasa. ”Bedanya pelepasan cetakan beton kita harus tunggu 48 jam. Kalau beton biasa cuma 24 jam bisa dilepas,” jelas Deni. Ini karena adanya tambahan larutan gula dalam adukannya, sehingga untuk perkerasaan membutuhkan waktu lebih lama.

Uniknya lagi, mix desain yang dipakai Deni Siswanto, Yohan Adi dan Andrew Hariyanto adalah untuk beton berkekuatan 50 Mpa dengan komposisi agregat 60% pasir dan 40% kerikil. Bahkan saat uji tekan di Laboratorium Beton Teknik Sipil ITS 2 mei lalu, beton mereka masih berumur 20 hari. ”Itu semua karena kita terlambat mengetahui publikasi dari teman-teman ITS,” kenang Deni. Namun ternyata, dengan penambahan 0,15% larutan gula yang mereka lakukan, didapat kuat tekan yang cukup tinggi sebesar 67 Mpa. Luar biasa memang, rupanya itulah yang membuat mereka berhasil menggondol piala juara I dan uang tunai sejumlah empat juta rupiah.

Dalam Civil Expo 2005 kali ini pihak panitia berusaha agar even LBMT dapat menjadi sebuah wadah pertukaran informasi baru dalam teknik sipil khususnya untuk wacana teknologi beton. Hal tersebut dirasakan Rio Hudaya dari Politeknik Sipil Samarinda. Meski timnya harus tersingkir di babak uji tekan, ia merasa tidak sia-sia mengikuti lomba ini. ”Dengan ikut disini (LBMT, red) dapat semakin menambah pengetahuan dan pengalaman kami,” kata Rio yang mengaku universitasnya baru pertama kali ikut serta dalam lomba beton. (asa/rin)

Berita Terkait