ITS News

Kamis, 18 April 2024
12 April 2005, 17:04

Baling-Baling Bersirip Rancangan Dosen ITS Dapat Paten

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Hasilnya ternyata tidak sia-sia, dalam waktu sekitar dua bulan, paten itu telah berada di tangan. “Sekarang saya baru bisa mengeluarkannya, karena memang sudah mendapatkan paten,” kata Suryo sambil mengambil dan membuka bungkusan desain baling-baling bersirip dari lemari kerjanya, Selasa (12/4) siang. Dikatakannya, ia memang sangat khawatir apa yang diciptakannya bersama-sama dengan tiga mahasiswanya itu ditiru orang, karena memang sangat mudah untuk menirunya. “Itu alasannya kenapa selama ini saya tidak ingin memperlihatkan hasil temuan ini secara terbuka, karena memang tidak ingin ditiru sebelum patennya keluar. Kini saya bisa dengan leluasa memperkenalkan dan menunjukkan kepada siapa tentang desain baling-baling ini,” katanya.

Pria kelahiran Jakarta, 13 Agustus 1966 ini kemudian mengungkapkan ide dasar yang menyebabkan ia menciptakan baling-baling bersirip itu. “Dalam setiap putaran baling-baling atau propeller selalu ada Perbedaan distribusi tekanan antara bagian punggung daun baling-baling dengan bagian muka. Pada baling-baling yang umum digunakan, distribusi tekanan pada bagian muka relative lebih besar dibanding dengan distribusi tekanan pada bagian punggung,” katanya. Akibat berbedaan itu, katanya menjelaskan, maka daya dorong yang dihasilkan atau kecepatan kapal akan terganggu. “Karena itulah kami berpikir untuk menambah sirip pada bagian belakang untuk mengarahkan gerap fluida atau air, sehingga tidak ditemukan adanya perbedaan tekanan, dan akibatnya daya dorong atau kecepatan kapal akan bertambah,” katanya.

Memang sepintas, baling-baling ciptaan Surjo ini tidak jauh berbeda dengan baling-baling kapal pada umumnya. Diameternya sekitar 25 cm, dan dibuat dari bahan aluminium. Bedanya, pada baling-baling desain Surjo ditambahkan sirip pada tiap bilah baling-baling. Ada dua sirip di tiap baling-baling tersebut, yang bentuknya seperti pacul, runcing di bagian depan dan tumpul dibagian belakang. ”Fungsi sirip itu, untuk menambah daya dorong kapal, sehingga kecepatannya bertambah. Kami telah melakukan uji coba kepada nelayan dan hasilnya memang terbukti kecepatannya bertambah antara 15 sampai 19 persen,” kata alumni S2 dari University of New Castle, Inggris ini.

Diungkapkan ayah dua putra ini, awalnya, apa yang dilakukannya itu banyak dari koleganya yang menyepelekan, karena memang selama ini upaya untuk meningkatkan kecepatan kapal bukan pada bagaimana mendesain baling-baling, melainkan menambah atau meningkatkan kerja mesin dengan memperbesar daya atau meningkatkan putaran baling-baling. ”Tapi dalam Hukum Bernoulli dinyatakan ada hubungan antara tekanan dengan gerak atau aliran fluida yang dapat mempengaruhi daya dorong pada sebuah baling-baling. Atas dasar itulah saya kemudian mencarikan jalan keluar bagaimana sebuah baling-baling didesain. Muncullah ide untuk memberikan sirip untuk meningkatkan kecepatan aliran fluida yang melintasi permukaan daun baling-baling di bagian belakang,” kata pengajaran mata kuliah propulsi kapal ini.

Surjo juga menceritakan, sudah ada tiga perusahaan yang bersedia untuk memproduksi dan memasarkan baling-baling ciptaannya itu, tapi ia masih akan memilih dari tiga perusahaan itu, mana yang kira-kira berkemungkinan dapat mengembangkan apa yang telah berhasil ditemukannya itu untuk menjadi lebih baik lagi. ”Karena setelah baling-baling bersirip ini mendapatkan paten, kami masih memiliki dua sampai tiga model yang berkemungkinan bisa untuk dikembangkan untuk mendapatkan kecepatan maksimal,” kata suami dari Nurul Istianah ini. (humas/bch)

Berita Terkait