ITS News

Kamis, 25 April 2024
09 April 2005, 15:04

BPM hadirkan Perintisnya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Badan Pelaksana Mentoring JMMI ITS mengadakan acara Super Upgrading dengan tema ukhuwah (persaudaraan) pada hari Sabtu (9/4). Salah satu kegiatannya adalah outbond untuk membuat satu lingkaran penuh satu lapis dari lingkaran kecil dua lapis tanpa memutus lingkaran kecil tersebut.

Para peserta begitu semangat sehingga berhasil melakukannya walaupun sempat ada yang mengeluh. Tebe, salah satu peserta dari Jurusan Fisika angkatan 2003 mengatakan, Satu aja putus, insya Allah bisa jadi!

Usai membuat lingkaran penuh para peserta dikumpulkan untuk dijelaskan makna dari pelatihan outbond ini. Widodo, salah satu instruktur menjelaskan, Diperlukannya pemimpin dalam suatu organisasi tampak pada kegiatan ini. Untuk berhasil mencapai tujuan diperlukan orang yang mengarahkan dan begitu pula orang yang diarahkan, jika memang benar, ya harus diikuti. Usai outbond peserta diberi kesempatan istirahat.

Acara selanjutnya adalah temu perintis dengan topik Mentoring in Memoriam. Hadir dua direktur BPM salah satunya Bustanul Arifin periode 1999. Arifin berkomentar tentang tema ini, ?Pertama saya membaca tema, saya langsung berucap Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun. Saya kira mentoring sudah wafat di ITS, karena konotasi Mentoring Rest in Peace. Ternyata seperti ini, untuk mengingat kembali sejarah BPM.

Alumnus Teknik Industri ini menceritakan alasannya menjadi aktivis di BPM. Arifin menjelaskan, Dengan aktif di BPM bukan hanya mendapat pengalaman organisasi, tapi juga tabungan di akhirat saya, amal jariyah. Karena itu saya pilih aktif di BPM.

Hadir pula Aziz, Direktur BPM periode 1998. Materi yang diberikan begitu menarik karena pada tahun inilah mentoring diperjuangkan agar mendapat tempat di rektorat ITS. Pada tahun ini pulalah mentoring memiliki porsi 20 persen untuk nilai mata kuliah Agama Islam. Saat dia mengusulkan agar mentoring dilegalkan, dua isu yang dikedepankan, bahaya narkoba dan pergaulan bebas. Sampai PR III waktu itu, Pak Martoyo sampai kenal sama saya. Karena saya bolak balik mengusulkan agar mentoring jadi legal dan juga memahamkan bahwa mentoring itu memang penting. waktu itu BPM berhasil mengusulkan agar maba berhak mendapat buku mentoring dengan gratis, jelas Aziz.

Melihat fenomena pada mentoring saat ini, yaitu peserta makin lama makin berkurang, Aziz menegaskan diperlukannya standar yang jelas dan benar agar mentoring ini memiliki nilai yang bagus. Sehingga mahasiswa tahu nilai pada mentoring. Kalau memang nilai itu bagus tentu saja tidak akan ditinggalkan. Aziz menegaskan, Jika sesuatu itu tidak memiliki standar maka tidak memiliki nilai. Jika tidak memiliki nilai, ya akan di tinggalkan. Para peserta dituntut agar bisa menjadi kreatif saat memegang amanah di BPM selanjutnya, agar bisa menyelesaikan masalah-masalah di BPM. (mac/tov)

Berita Terkait