ITS News

Jumat, 19 April 2024
30 Maret 2005, 10:03

Bersama BPS, ITS Buka Program S2 Terapan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

“Kami menginginkan dalam tahun ajaran ini sudah bisa merealisasikan program S2 Statistika terapan itu, yang diharapkan para lulusannya punya nilai lebih karena mereka akan mendapatkan sumber belajar yang lebih realistis baik dari orang-orang BPS maupun ITS,” katanya. Dikatakannya, dalam lingkup yang lebih luas kerja sama itu memang bukan hanya berkait di dalam pembukaan program S2, tapi lebih dari itu, diantaranya di bidang pengolahan dan pemberian makna terhadap sebuah data yang memang selama ini jarang dilakukan oleh BPS. ITS melihat ada banyak data yang sudah berhasil dihimpun oleh BPS tetapi kemudian tidak banyak berbicara apa-apa karena memang masih merupakan data mentah, melalui kerja sama ini diharapkan kualitas data tersebut bisa dimanfaatkan dan diinterpretasikan,” katanya.

Bukan hanya itu, kata Tutik menjelaskan, selama ini orang masih enggan atau dengan sebelah mata melihat data-data dari sebuah survei yang dilakukan BPS, alasannya karena tingkat kesalahan atau eror-nya masih besar, melalui bentuk kerja sama ini nantinya akan dilakukan berbagai kajian yang berkaitan dengan bagaimana cara memperkecil tingkat kesalahan itu. “Saya melihat wajar didalam sebuah survei ada eror, tapi eror yang diharapkan tidaklah besar, sehingga data atau kesimpulannya memiliki validitas yang tinggi. Kajian-kajian inilah yang akan dilakukan ITS bersama-sama BPS, di dalam meningkatkan kualitas alat ukur dan proses pengukurannya,” katanya.

Melalui kerja sama ini, katanya menambahkan, ITS akan ikut berusaha untuk memperbaiki kualitas data itu, sehingga masyarakat dengan mudah memahami, menggunakan data-data yang berasal dari BPS tanpa harus bertanya-tanya lagi tentang tingkat validitasnya. “Kerja sama ini masih dalam koridor perundang-undangan, utamanya UU No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Sesuai dengan UU itu, BPS bertanggungjawab terhadap statistik dasar dan ITS bertanggungjawab menciptakan ITS bertanggungjawab menciptakan tambahan pengguna data serta komunikasi intensif dengan core-respondent,” katanya.

Ditambahkan Tuti, BPS mempunyai kekuatan dalam data makro (nasional maupun regional), sedangkan ITS mempunyai kekuatan dalam brainware serta relasi akademis. Diharapkan kerjasama antar keduanya merupakan simbiose mutualistik dan sinergik serta akan menghasilkan sesuatu yang lebih besar. Tuti menyebutkan, dalam soal peningkatan kualitas hasil survei dan sensus misalnya, dinamika pembangunan mempengaruhi perkembangan dan perubahan sosial ekonomi serta budaya, maka dalam pengumpulan data sosial-ekonomi, responden juga mempunyai dinamika, baik dalam perilaku maupun besarannya.Survei Industri Besar dan Sedang, sebagai contoh, sering menghadapi dinamika tersebut. BPS yang melakukan survei dan sensus berpengalaman dalam proses pendataan, sedang ITS berperan sebagai acuan dunia industri manufaktur untuk pengembangan teknologinya.

”Melalui kerja sama ini tentu sangat bermanfaat, tidak hanya bagi BPS-ITS tapi bagi pihak-pihak di luarnya, dan masyarakat secara keseluruhan,” katanya. Tuti mengungkapkan, kerja sama dengan BPS Pusat ini merupakan upaya untuk memperluas lingkup kerja sama sebelumnya yang telah dilakukan ITS denganBPS Jatim. ”Tahun 1996 BPS Jatim bekerjasama dengan Statistika ITS dan telah berhasil melakukan sosialisasi pelaksanaan Sensus Ekonomi, sehingga dunia usaha yang menjadi core-respondent pada saat itu berhasil diyakinkan tentang manfaat sensus tersebut. Keberhasilan tersebut menentukan kualitas jawaban dari core-respondent,” katanya. (humas/bch)

Berita Terkait