ITS News

Sabtu, 27 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Zendin, "Hidup adalah Memaknai&quot

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bagaimana reaksi anda ketika kenyataan hasil tidak sesuai dengan harapan yang anda bangun sebelumnya? Siapa yang patut mendapat tudingan sebagai sumber kesalahan tersebut? Beragam jawaban bisa menjawab pertanyaan tersebut. Itulah yang mendasari seminar dan bedah buku BERANI GAGAL diselenggarakan (21/03). Sebagai pembangkit motivasi, Zainal Abidin, Ssi yang biasa dengan panggilan Zendin, banyak mengutak-atik kegagalan tersebut. Bagaimana Zendin memandang sebuah kegagalan untuk bisa mendapatkan keberhasilan?

Pada hakekatnya manusia dalam hidupnya mempunyai berbagai tujuan, akan tetapi dalam pencapaiannya ada yang memperoleh keberhasilan dan kegagalan. Jika yang didapat keberhasilan, tentu saja tidak perlu pembahasan yang panjang lebar. Akan tetapi jika kegagalan yang didapat, apa yang akan dilakukan? Sebagian besar, ketika mendapatkan hal diluar rencana mereka (sebagian besar manusia, red) cenderung menuding Tuhan sebagai sumber kesalahan. "Mereka menganggap bahwa semua kegagalan yang ia peroleh adalah takdir yang telah ditetapkan Tuhan," ujarnya.

Zendin mencontohkan banyaknya artis yang belum menikah di atas usia 30 tahun yang sering kali menyudutkan Tuhan. "Banyak artis kita yang belum menikah di usia senjanya menjawab ah… jodoh khan di tangan Tuhan. Memangnya Tuhan biro jodoh? Begitu banyak orang yang menyalahkan takdir, nasib yang kesemuanya bersumber pada Tuhan sebagai biang kesalahan yang mendasar. Pertanyaan selanjutnya adalah: apakah masalah akan selesai jika kita menyalahkan Tuhan atas kegagalan yang kita peroleh?"

Tidak hanya Tuhan yang dijadikan kambing hitam jika manusia dirundung kegagalan, bahkan lingkungan pun turut dipersalahkan. "Ciri kedua orang yang mengalami kegagalan adalah: dia akan menyalahkan lingkungan (orang lain, keadaan dll) jika kegagalan tiba. Ah ini semua kan karena si Ini atau si Itu sehingga aku tidak bisa berhasil. Namun tetap pertanyaan selanjutnya kita munculkan: apakah permasalahan akan selesai jika semua kesalahan kita limpahkan kepada lingkungan?"

Disamping kedua sumber masalah tersebut, ada lagi yang lebih bijak untuk patut dipersalahkan: diri kita sendiri. "Sebagai ciri ketiga orang yang mengalami kegagalan adalah ia menyalahkan diri sendiri kemudian introspeksi diri. Inilah hal yang paling sulit dilakukan namun bisa membimbing kita ke gerbang keberhasilan. Kalaupun pertanyaan selanjutnya dimunculkan: apakah akan selesai permasalahan jika kita menyalahkan diri sendiri? Maka kita sendiri yang dapat menjawabnya. Karena kitalah yang bisa memberi makna dalam setiap kegagalan kita."

Lebih jauh Zendin membahas masalah persepsi yang sangat mempengaruhi hidup dan keberhasilan manusia. "Persepsi anda akan sesuatu akan sangat mempengaruhi anda memperlakukan sesuatu tersebut. Jika anda mempersepsikan sebuah meja tidak hanya berfungsi sebagai tempat untuk menulis tetapi juga sebagai tempat untuk ditulisi maka anda akan menulisi meja tersebut. Begitu juga dengan setiap kegagalan dalam kehidupan anda. Jika anda menganggapnya sebagai sebuah kegagalan akan menghambat keberhasilan anda, maka niscaya anda akan mengalami kesulitan untuk mencapai keberhasilan. Karena menurut Zendin hidup adalah memaknai. Tergantung bagaimana anda memaknai hidup anda, sebaliknya anda akan mendapatkan makna yang anda berikan."(IwY/har)

Berita Terkait