ITS News

Sabtu, 27 Juli 2024
15 Maret 2005, 12:03

UPAYAKAN REALISASI PLTG DAN PLTGU

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Merayakan ulang tahunnya yang ke-50, Persatuan Insinyur Indonesia ( PII ) mengadakan acara Panel Dialog Pembangunan Nasional Iptek dan Pendidikan di ITS Surabaya pada Jum’at (29/8).

Acara yang diadakan digedung Pasca Sarjana itu tidak hanya dihadiri oleh civitas akademika ITS tapi juga hadir sejumlah undangan diantaranya Pembantu Rektor I Universitas Brawijaya Malang, wakil dari Universitas Airlangga, perwakilan dari PII serta beberapa undangan yang lain.

Selain itu, panel dialog yang bertemakan "Keswadayaan Berdaya Saing Internasional Bersendikan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan" juga menghadirkan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ( Men ESDM ), Dr. Ir. Purnomo Yusgiantoro, sebagai pembicara. Sementara itu, Menteri Riset dan Teknologi ( Menristek ), Ir M Hatta Radjasa, yang dijadwalkan menjadi pembicara bersama MenESDM ternyata berhalangan hadir. "Beliau sedang tidak enak badan, jadi tidak bisa datang kesini," ujar Rektor ITS, Dr Ir H M Nuh DEA, bertindak sebagai moderator pada acara tersebut.

Dalam dialog tersebut Purnomo mengambil topik bahasan seputar kebijakan-kebijakan yang terkait dengan energi. Alumni ITB yang juga seorang sosiolog ini membuka pembicaraan dengan menjelaskan geopolitik dan geostrategis di Indonesia.

"Kalau kita bicara masalah geopolitik maka kita akan bicara tentang modal dasar yang dimiliki Indonesia. Dan negara kita punya 3 modal dasar yang bisa dikembangkan yaitu letak geografis Indonesia yang berada diposisi silang, sumber daya manusia dan sumber daya alam," terang penyandang gelar S2 dan S3 dari Corolado ini.

"Sedangkan masalah geostrategis itu berarti bagaimana kita bisa membuat modal dasar yang telah ada itu menjadi faktor-faktor produksi," tambah Purnomo.

Selain memaparkan sejumlah topik bahasan juga diberikan kesempatan tanya jawab. Hal itu tentunya tidak disia-siakan oleh peserta yang hadir saat itu. Salah satu yang mendapat kesempatan tersebut adalah Prof Dr Ir M Rachimoellah, Dipl Est, Kepala Laboratorium Boimassa dan Energi, jurusan Teknik Kimia.

Ia menanyakan rencana Indonesia tentang untuk menggunakan PLTN. Selain itu Rachim juga meminta tanggapan dari MenESDM tentang pengembangan lahan gambut yang ada di Indonesia ini. "Menurut penelitian yang saya lakukan pengembangan lahan gambut itu akan sangat bermanfaat khusunya bagi masyarakat," kata Rachim.

Menjawab pertanyaan tersebut Purnomo mengatakan, Indonesia memang merencanakan untuk menggunakan PLTN dengan alasan lebih murah. "Di satu sisi penggunaan PLTN memang menguntungkan karena lebih murah. Tapi diluar itu semua ada beberapa masalah yang perlu kita perhatikan diantaranya adalah public acceptness ( kemampuan masyarakat untuk menerima ). Karena bisa jadi sebagian besar masyarakat kita belum bisa menerima penggunaan PLTN," jawab Purnomo.

Lebih lanjut Purnomo menjelaskan tentang rencana lain yang sedang dipersiapkan. "Untuk selanjutnya saat ini kami sedang menyiapkan untuk penggunaan pembangkit listrik tenaga gas ( PLTG ) dan pembangkit listrik tenaga gas uap ( PLTGU ). Karena sebenarnya gas di Indonesia itu banyak. Hanya saja masalahnya tempat supply dan pengguna yang berjauhan. Gasnya ada diluar Jawa sedangkan penggunaannya di Jawa.

Untuk itu, nantinya gas itu kita ambilkan dari Kalimantan dan Papua untuk disalurkan ke Jawa. Dan nanti kita akan buat terminal LNG di Jawa," jawab Purnomo.

"Mengenai masalah lahan gambut, nanti kita bicarakan saja dengan Kabag Litbang kami, Pak Simon, seperti yang anda sampaikan tadi. Kita juga akan mengecek hasil penelitian anda dan kami pasti akan membantu," tambah Purnomo. Jawaban terakhir untuk Pak Rachim tersebut disambut tepuk tangan meriah oleh semua peserta yang hadir saat itu.(sept/rom)

Berita Terkait