ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

TPS di Kompleks ITS Gunakan TI

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dihubungi Jumat (2/6) siang, Rektor ITS, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA, mengatakan, penerapan teknologi tersebut bertujuan untuk menjaga transparansi hasil penghitungan suara. Menurutnya, tidak akan istimewa apabila kalangan kampus mendirikan TPS kalau tidak dibarengi dengan penerapan teknologi yang bertujuan untuk mendukung kelancaran teknis pilpres. "Kita coba menawarkan solusi cerdas agar semua orang bisa melihat sejauh mana transparansi bisa dilakukan melalui suatu media teknologi," katanya.

Di lingkungan Kampus ITS sedikitnya, terdapat delapan TPS yang dipersiapkan untuk menampung lebih dari 200.000 penduduk di tiga kawasan ITS seperti Sukolilo, Keputih, dan Gebang, serta sebagian mahasiswa ITS. Delapan lokasi TPS tersebut bakal tersebar di beberapa penjuru kampus seperti di depan parkir gedung rektorat, sebelah kanan gedung olag raga ITS, dan beberapa tempat lainnya. Pengalaman pada pemilu legislatif lalu, TPS-TPS di kawasan Kampus ITS masih belum digunakan secara maksimal. Terbukti beberapa TPS yang didirikan di sekitar asrama mahasiswa tidak banyak menampung suara mereka. Dari sekitar 350 mahasiswa yang tinggal di asrama tersebut, suara yang tertampung hanya sebanyak 65-75 suara. Berdasar pengalaman itu, untuk pelaksanaan pilpres kali ini ITS akan menerapkan teknologi pada tiap TPS yang ada. Teknologi tersebut adalah aplikasi komputer dengan menggunakan media layar lebar yang akan men-//display// data jumlah pemilih serta jumlah hasil perolehan suara.

Moh. Nuh mengatakan, masyarakat terutama mahasiswa cukup antusias dalam memberikan suaranya pada pelaksanaan pilpres kali ini. Berbeda dengan pemilu legisltatif, mereka (masyarakat–red), kata Nuh, memiliki kepentingan emosional yang tinggi terhadap para pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Hal ini, lanjutnya, yang membedakan pemilu legislatif dengan pemilu presiden. Dengan keyakinan tersebut, katanya menambahkan, delapan TPS yang terdapat di kampus akan dipenuhi calon pemilih. Untuk itulah, lanjut Nuh, pihaknya mengupayakan penerapatan TI pada tiap-tiap TPS. Dengan teknologi tersebut, masyarakat bisa langsung ikut menyaksikan penghitungan suara serta perbandingan jumlah suara secara jelas.

Menurutnya, ITS tidak memiliki kepentingan apa-apa terhadap pendirian sejumlah TPS. Dia mengaku, hal itu dilakukan untuk mendukung upaya pemerintah, dalam hal ini KPU, untuk ikut menyukseskan pelaksanaan pilpres. "Kewajiban kami sebagai warga negara untuk ikut menyukseskan pelaksanaan pilpres sebagai wujud demokratisasi yang sudah mulai berkembang. Mengingat kita memiliki teknologi, maka sumbangsih yang cukup relevan dengan pilpres adalah penyediaan fasilitas bagi para calon pemilih. Lepas dari itu kita tidak memiliki kepentingan apa-apa," kata Nuh.

Pembantu Rektor II ITS, Ir R. Syarif Widjaja Ph.D, membenarkan rencana pemasangan layar lebar di tiap TPS. Dia juga membenarkan, tujuan penerapan teknologi itu, selain untuk menumbuhkan antusias masyarakat dan mahasiswa untuk memberikan suaranya, juga bertujuan untuk menjaga transparansi dalam penghitungan suara. Menurutnya, jumlah anggaran yang akan disubsidi untuk masing-masing TPS sebesar Rp 300-Rp 400 ribu. Hal ini dilakukan mengingat dana yang diberikan dari KPU sangat sedikit.

Syarif menambahkan, pada pelaksanaan pemilu legislatif, suara mahasiswa yang tertampung di TPS-TPS di kampus tidak lebih dari 40 persen jumlah mahasiswa secara keseluruhan. Dari total 17.000 mahasiswa ITS, hanya sebanyak 6.000 dari mereka yang menggunakan hak pilihnya di TPS di ITS. "Selebihnya mungkin memilih di luar kampus, atau punya pilihan sendiri," katanya. Dengan penerapan teknologi ini, lanjut dia, diharapkan bisa menimbulkan antusiasme yang tinggi baik kepada masyarakat maupun mahasiswa.
(Humas–ITS, 2 Juli 2004)

Berita Terkait