Tio, begitu biasanya cowok bongsor ini akrab dipanggil, mengaku senang dirinya dianggap mempermudah jalan FTSP meraih kemenangan. Apalagi, diakui oleh pemain lain dalam tim FTSP, keberadaannya sangat membantu kerja tim tersebut dalam lomba tarik tambang, Dies Natalis ITS. "Bangga banget bisa membawa nama FTSP," kata cowok kelahiran Maret, dua puluh tahun yang lalu.

Keikutsertaannya dalam lomba tersebut, memang tidak pernah ia perkirakan sebelumnya. Namun, beberapa hari menjelang pelaksanaan lomba, Tio mengaku diminta seorang pegawai FTSP untuk ikut lomba tarik tambang itu. Ajakan itu, diperkuat lagi dengan dijemputnya Tio, sebelum lomba dimulai.

Awalnya, putra dari Drs. Heri Subagyo ini, merasa ragu untuk meng-iyakan ajakan tersebut. "Yah….karena support teman-teman angkatan, akhirnya aku ikut ae," kata mahasiswa prodi teknik Geodesi ini. Diakuinya, teman-temannya banyak membantu meraih kemenangan ini. "Mereka sampai berbondong-bondong, nemenin aku tanding."

Mengenai sebutan "grandong" yang sempat dilontarkan oleh penonton lomba tersebut, anak kedua dari empat bersaudara ini bersikap cuek. "Sebenarnya sih tidak terima, tapi namanya orang…mau gimana lagi," kata cowok yang menganggap makan sebagi salah satu kewajiban ini. Ia menambahkan, omongan itu tak akan menambah beban pikirannya. "Biarkan saja, anggap saja sebagai omongan orang kalah," ujar pemilik berat badan lebih dari seratus kilogram ini.

Kemenangan FTSP sendiri, membawa kegembiraan bagi Tio. "Aku kayak jadi raja sehari," ujarnya dengan mata berbinar. Selesai lomba, traktiran mengalir deras kepadanya. Mulai dari makan bakso, es, buah sampai ajakan makan di luar. "Sungkan juga, bagaimanapun kemenangan ini kan hasil kerjasama tim," terangnya ketika ditanya perasaan waktu mendapat banyak perhatian dari pihak FTSP. Bagaimanapun juga, kata selamat patut diucapkan kepada pemilik nama Aditya Marsetyo ini atas kerja keras dan usahanya. Karenanya pula, FTSP bisa menang kali ini.(Rini/Lin)