ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Tim WRC 2004 D3 Mesin ITS, dapat standing appaluse usai peluncuran

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Adalah Afietadi Kurniawan, Rafief dan Thofiq Al-Amshori yang tergabung dalam tim "Mein Kampf" D3 Mesin ITS yang menjadi juara ketiga dalam Water Rocket Contest 2004 lalu. Mereka berhasil meluncurkan roketnya secara sempurna dari launcher hingga tepat mengenai sasaran.

"Dalam lomba tembak sasaran, roket dari bahan botol air mineral 1,5 mili Liter yang diisi air itu akan dikompresi dengan udara panas sehingga mampu meluncur dengan kecepatan tertentu. Nah, tugas kita adalah mendesain bentuk dan banyaknya udara yang dikompresikan, sehingga dapat mencapai target yang telah ditetapkan panitia," ujar Afietadi atau yang lebih akrab dipanggil Mamak. Arek Suroboyo kelahiran 13 Mei 1983 ini juga menambahkan bahwa aturan tembak sasaran ini berbeda dari tahun lalu yang hanya mengukur lama roket di udara.

Sasaran yang ditetapkan panitia WRC 2004 adalah sebuah tanda silang yang diletakkan di lantai. Dan sebuah water rocket harus mampu melepaskan jaring yang dibawanya agar dapat menangkap target dengan sempurna. "Artinya, jaring 1×1 meter itu harus terbuka penuh. Kemudian diukur lebar jaring dari pusatnya," papar Afietadi.

Afietadi kemudian memaparkan bahwa selain sayap, timnya merancang nose roket dengan desain smooth. Ujung nose kemudian dipasang switch sehingga saat menyentuh lantai, jaring langsung terbuka. Dari awal peluncuran, peletakan jaring juga sengaja diletakkan tertutup melingkupi badan pesawat. "Seperti aturan payung, saat switch ditekan, klik.. jaring terbuka," ujar Afietadi yang menjabat ketua departemen PSDM Himpunana Mahasiswa D3 Mesin ini.

Berbeda dengan tim lain yang menggunakan lintasan roket berbentuk parabola, tim ini hanya menggunakan setengahnya. "Sehingga saat roket mencapai ketinggian maksimumnya, ia akan langsung jatuh ke sasaran. Hal ini membuat tumbukan roket ke lantai sangat besar dan jaring dapat terbuka penuh," jelas Afietadi seperti yang dijelaskannya saat sesi presentasi WRC 2004. Ide ini didapatnya dari penerapan jala ikan di laut. Menurutnya, kalau mengambil lintasan parabola penuh, kemungkinan jaring terbuka sempurna sangat kecil.

Saat lomba pun, peluncuran roket air yang dikerjakan dalam dua minggu ini terbukti sangat sukses. Rafief menceritakan, jaring menangkap sempurna sasaran dilantai dengan terbuka penuh. Seluruh peserta, juri dan pengunjung langsung memberikan standing applause (tepuk tangan sambil berdiri). "Bahkan ada yang langsung memberi ucapan selamat dan bilang ‘dah pasti menang’. Seingat saya tim dari UI dan UNS," kenang Rafief seraya tersenyum.

Namun dari hasil kalkulasi seluruh lomba, tim "Mein Kampf" yang berarti perjuanganku hanya dapat meraih juara tiga. Afietadi, Rafief dan Thofiq pun tak kecewa karena mereka telah berusaha maksimal. "Ya, itu kan hasil kalkulasi. Karena selain tembak sasaran, kan ada juga lomba free style," jelas Afietadi. (ftr/tov)

Berita Terkait