ITS News

Rabu, 08 Mei 2024
15 Maret 2005, 12:03

Tim ITS Maritime Challenge 2002 Go Internasional (2 – Habis)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bila tepat waktu, 20 mahasiswa ITS dan Politeknik Perkapalan Surabaya ini akan memecahkan rekor tercepat pembuatan kapal kayu dengan taraf internasional.

Demi ambisi yang sangat positif inilah mereka tak lagi bisa berleha-leha. 11 tahapan yang harus dilalui untuk membuat kapal kayu yang mengadopsi replika kapal perang Perancis abad XIV tersebut.
"Yang pasti, tekad kami sudah bulat. Simplicity harus selesai tepat waktu," tandas Anjar Ciptandani, koordinator Tim ITS Maritime Challenge 2002.
Tak hanya itu, mereka juga bertekad akan merebut medali kejuaraan dan membawanya pulang ke Indonesia, seperti halnya yang pernah dipersembahkan tim B-Cak dari kejuaraan robot dunia 'Cubic Bingo' di Jepang, Maret tahun lalu.
Apalagi, mereka akan mengikuti 17 lomba dari sekitar 19 lomba yang akan dipertandingkan. Antara lain lomba dayung 20 kilometer di Rockland Harbor, serta berbagai pertandingan out born laut lainnya.
"Selesai ujian akhir semester (UAS) 16 Januari nanti, kami akan berjuang mati-matian. Bila perlu tidur di bengkel," timpal Nita Dwi Astanti, satu dari empat cewek yang akan berlaga di Amerika Serikat. Mahasiswa angkatan 1999 Fakultas Teknik Kelautan (FTK) ITS ini harus latihan fisik dengan nelayan Kenjeran, dan belajar navigasi dengan para prajurit TNI AL.
Tak hanya Astanti, tiga peserta cewek lainnya: Chotijatuh Solicha, Nanik Homsyiatun dan Wiralina Handayani, juga manunggal tekad. "Tidak mandi pun nggak masalah, Mbak, asal wangi terus. Yang penting, kapal ini bisa selesai tepat waktu," tambah Wiralina yang mengaku sudah mulai jogging dan menambah porsi push-up-nya untuk menggenjot stamina fisiknya.
Dan selama tiga bulan mendatang, mereka akan bekerja sedikitnya tiga jam per hari untuk mengerjakan Si 'Simplicity'. Nonstop!
Bahkan mereka juga sepakat untuk cuti kuliah satu semester untuk konsentrasi total mengerjakan Simplicity. Untungnya pihak Universitas tidak keberatan. "Karena itu memang risiko yang harus ditempuh, ya mau bagaimana lagi. Apalagi event kali ini tidak main-main," timpal Dr Ir Daniel M Rosyid, PR IV ITS yang sekaligus penasihat tim.

SAYANG TERGANJAL PROBLEM DANA
Sayangnya, tim U-21 ITS ini terganjal masalah dana. Pasalnya untuk bertanding dengan 16 negara peserta lomba di seputar Samudera Atlantik, mereka harus tinggal kurang lebih selama dua bulan di negeri Paman Sam tersebut. Ini karena para mahasiswa ini baru pertama kali ke Amerika Serikat. Mereka harus menyesuaikan diri dengan cuaca di seputar Lakewood Drive Midland Ontario, tempat digelarnya pertandingan.
"Setelah kami kalkulasi, total jenderal biaya yang akan kami butuhkan sekitar Rp 1,2 miliar," kata Mangoloi M Siallagan, manajer tim ITS. Untuk membuat Si Simplicity sendiri, diperlukan biaya Rp 150 juta. Sementara ongkos kirim kapal sepanjang 15 meter dengan kontainer 42 feet, diperlukan biaya sekitar Rp 100 juta.
"Masalahnya, biaya yang kita miliki terbatas sekali. Dari sumbangan universitas dan uang jajan anak-anak, kami baru bisa mengumpulkan sekitar Rp 12 juta," kata Daniel.
ITS juga sedang menjajaki kemungkinan adanya pesawat Hercules TNI AU atau kapal perang TNI AL yang akan berangkat ke Amerika Serikat. "Ya siapa tahu bisa dititipkan, kan bisa agak murah," kata Daniel.
Tak hanya TNI AL dan TNI AU yang akan dirangkul ITS untuk memberangkatkan Simplicity. Beberapa perusahaan gajah di Surabaya seperti PT Gudang Garam, Sampoerna, PT PAL sampai Habibie Center juga akan diajak kerjasama. "Proposalnya sudah kami kirim beberapa waktu lalu, tapi sampai sekarang belum ada respons," kata Daniel. Bahkan, Rektor ITS Prof Ir Soegiono memberi izin khusus kepada tim untuk menjual sekitar 10 meter kubik kayu jati yang mangkrak di ITS untuk menambah dana. "Masalahnya disini, kita tidak bisa cari pembelinya. Padahal kita perlu sekali dana," ungkap Daniel. (dyah)
(rohman)

Berita Terkait