ITS News

Sabtu, 20 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

SUASANA MEMANAS, HAMPIR BENTROK

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sejak berkampanye Selasa (26/2) lalu, ketiga capres BEM ITS terus berusaha memperoleh dukungan mahasiswa. Hal itu terlihat pada kampanye lisan terakhir yang dilaksanakan di Kantin Pusat ITS, Rabu (9/3).

Dalam kampanye itu, tim sukses masing-masing capres datang untuk mendukung jagoannya. Terlihat, beberapa orang membawa bendera kertas yang bertuliskan nama salah seorang capres. Ada juga yang membagikan permen kepada para pengunjung kantin. Tak heran apabila pusat makanan di kampus itu begitu ramai.

Meski begitu, para penonton tetap mengikuti jalannya acara dengan antusias. Banyak yang mengangkat tangan ketika sesi tanya jawab dibuka. Tentu saja, berbagai pertanyaan diajukan untuk mengetahui kemampuan para capres. Capres pun berusaha menjawab dengan jelas dan terkadang melampaui jatah waktu. Hal itu membuat moderator berkali-kali mengingatkan mereka bahwa waktu yang diberikan untuk menjawab adalah 3 menit.

Tak hanya itu, setelah mereka menjawab berbagai pertanyaan dan menjelaskan berbagai tindakan konkret yang akan dilakukan jika terpilih, seorang peserta kampanye meminta kontrak kerja. "Kami tadi telah menulis poin-poin yang akan Anda lakukan, dan saya minta Anda menandatangani daftar itu sebagai kontrak kerja Anda kepada kami semua. Apakah bersedia?" tanya seorang penonton yang mengaku bernama Fajar.

Sebagai jawaban, ketiga capres bersedia untuk menandatangani kontrak kerja itu. Setelah diselingi beberapa pertanyaan selanjutnya, Fajar maju ke meja para capres untuk mendapatkan tanda tangan sebagai kesepakatan. Ketika penandatanganan kontrak itu, suasana kantin menjadi riuh. Sebab, Martono sebagai capres nomor tiga, menolak menandatangani kontrak yang dibuat saat itu. Tentu saja hal ini menjadi perhatian massa dan memanaskan suasana.

Beberapa saat kemudian, seorang penonton maju untuk bertanya dan mengajukan pendapatnya. Akan tetapi, pendapat itu memancing emosi penonton lain. Penonton yang emosi itu berteriak sambil maju ke meja capres, mengatakan bahwa pendapat yang dikemukakan tidak memenuhi syarat. "Tanya ya tanya, Anda jangan menyatakan mendukung seorang capres di depan umum," katanya dengan sengit.

Di luar dugaan, antara mereka berdua hampir terjadi kontak fisik. Untung saja panitia dan penonton yang lain segera memisah keduanya sebelum ada adu fisik. Suasana pun menjadi riuh dan hampir tak terkendali, karena kejadian itu juga memancing emosi massa yang lain yang hampir saja mengubah kampanye menjadi ajang tawuran. "Memalukan, seperti anak kecil saja," kata seorang penonton yang memisah sambil berteriak.

Beberapa saat kemudian, setelah agak tenang, kampanye dilanjutkan. Kelanjutan kampanye bisa diteruskan dengan baik meski suasana masih terasa tegang dan panas. Beberapa saat kemudian Yefta, mahasiswa Planologi yang jugamoderator menutup acara setengah jam lebih awal.

Menyusul agenda yang sudah ditentukan oleh KPU, Jumat (10/3) hingga pukul 24.00 adalah masa kampanye terakhir, baik untuk kampanye lisan maupun tulisan. Lewat dari waktu yang ditentukan, dilarang ada kampanye. Pemungutan suara Pemira dilaksanakan pada Senin hingga Selasa 14 dan 15 Maret. (ech/tov)

Berita Terkait