Kondisi ekonomi Indonesia, salah satu negara yang sedang berkembang dan membangun di era global yang harus terus bangkit dari keterpurukan dan juga mengejar ketinggalannya di ekonomi dunia, meskipun sistem matematika finansial masih menganut extrapolasi.

Atas dasar inilah "Workshop Matematika Finansial & Aplikasinya" diselenggarakan selama sepekan penuh, mulai dari 30 Juni hingga 11 Juli besok, dengan menghadirkan dua orang profesor dari Belanda, yaitu Prof. Hans Vans Derwide dan Prof.Hemings, tepatnya dari TU Delft, Belanda. "Acara ini juga dirangkaikan dengan seminar sehari pada sabtu (12/7) nanti," jelas Drs. Lukman Hanafi,MSc. selaku ketua panitia.

Disamping itu pula, "Kami mengangkat tema ini dilatarbelakangi oleh telah ditemukan ilmu matematik finansial yang baru," ujar ketua panitia workshop ini. Diperkenalkan secara matematis oleh kedua profesor dari negara kincir angin itu dalam workshop, yakni Persamaan Differensial Stokastik.

Menurutnya, "Persamaan Differensial Stokastik ini terbukti lebih valid daripada metode matematika yang lainnya, ini telah di uji coba di Eropa dan Amerika dan kita, Indonesia tidak boleh ketinggalan dengan perkembangan ilmu ini," tambah Lukman.

Seperti dicontohkannya, kalau dengan metode stogkastik ini dapat digunakan untuk memprediksi waktu. "Kapan kita harus melepas atau membeli saham maupun porto yang biasanya sering dilakukan oleh pialang saham," jelasnya.

Namun, tidak menutup kemungkinan bila ternyata metode ini dapat dipergunakan dalam jangka waktu beberapa puluh tahun lagi,tetapi tidak valid. Karena hal ini harus dipantau dan dilakukan riset terus menerus oleh para ahli matematik finansial.

"Disamping itu, metode stokastik ini dalam masa mendatang diprediksikan dapat diaplikasikan ke bidang pertanian, pariwisata maupun bidang yang lain," tambah Dosen Matematika ITS ini.(mut/rom)