Memiliki IQ yang tinggi ternyata bukanlah jaminan sukses untuk masa depan. Kini muncul pula EQ (Emosional Quotient) dan SQ (Spritual Quotient) yang ternyata juga memiliki peranan penting dalam kehidupan sesorang. Hal ini terungkap jelas dalam SALAM (Studi Akbar Keislaman) yang diselenggarakan Masyarakat Studi Islam (MSI) Ulul Ilmi Teknik Industri beberapa waktu lalu.

"Kalau IQ sesorang tinggi belumlah tentu ia bakalan sukses. Ia masih perlu kemampuan mengendalikan emosional dan spritualnya sendiri," terang Dr. Salim Sungkar, SPKJ. IQ dan SQ, menurut Salim Sungkar, berperan dalam pembentukan watak dan keperibadian seseorang. EQ biasanya menandakan tingkat emosi sesorang dalam berbagai kondisi. Sedangkan SQ menyangkut tingkat pemahaman spritual sesorang yang biasanya berhubungan dengan agama. "Biar pintar tapi kalau mudah menyerah kan juga sulit berkembang," papar ahli kejiwaan UNAIR ini.

Sedianya, setiap orang mengembangkan tiga kemampuan tersebut secara bersamaan. Dengan melakukan peningkatan kemampuan tadi secara bersamaan, maka pada tahapan mapan, sesorang akan terhindar dari penyimpangan perilaku. "Di Indonesia kan banyak Doktor maupun Professor, namun mereka sendiri masih kesulitan membedakan uang pribadi dengan uang negara," timpal pria setengah baya ini.

Hal senada diungkap konsultan pengembangan diri, Zainal Abidin. Ia justru mengingatkan bahwa ketimpangan perilaku tersebut diakibatkan kurangnya pemahaman mengenai kebutuhan hidup. Seringkali kita beranggapan kebutuhan hidup itu berupa fisik dan jasmani saja. "Tapi pernahkan kita bertanya untuk menyehatkan hati, " kata Direktur PT CELL ini di hadapan puluhan peserta.

Penyimpangan ini, kata Zainal Abidin, disebabkan kuatnya pemahaman barat terhadap dunia pendidikan kita. Dunia barat pada umumnya hanya mengenal kekayaan material dan intelektual belaka. Namun kurang dalam kekayaan moralitas dan spritual. "Sekali lagi, kuasai tiga kemampuan tersebut, dan jalan hidup anda akan semakin terang, " tegas jebolan Fisika ITS ini mengingatkan.

SALAM diadakan sebulan sekali oleh MSI Ulul Ilmi sebagai bagian dari pengembangan dakwah di dunia kampus. Jika dalam edisi pertama ini mengambil tema kecerdasan Transcedental, maka SALAM berikutnya akan diisi bertemakan kewirausahaan. "Kan, belajar Islam harus menyeluruh," kilah Isnain Ardiansyah, Ketua MSI Ulul Ilmi.(ryo/li)