ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Sebaiknya Hindari Memanaskan Makanan Berlemak di Microwave

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kenapa mesti dihindari? Karena menurutnya, makanan yang mengandung lemak jika dipanaskan pada microwave akan lebih cepat mengalami kerusakan atau berbau tengik dibandingkan dengan yang dipanaskan melalui oven atau pemenans lainnya. "Ini memang kesimpulan yang saya dapatkan dalam penyusunan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana," kata anak kedua dari delapan bersaudara ini.

Dalam tugas akhir berjudul "Pengaruh Jenis Pemanasan Terhadap Kestabilan Minyak Kelapa dengan Penambahan Antioksidan Kombinasi BHA, BHT dan Asam Sitrat" aktivis remaja masjid di tempat tinggalnya ini menyimpulkan, pemanasan yang dilakukan pada microwave akan lebih mempercepat tingkat ketidakstabilan dari lemak, sehingga bisa berakibat pada munculnya bau tengik dan rusaknya kandungan nutrisi pada makanan.

"Selain itu dapat disimpulkan, pada pemanasan dengan menggunakan microwave antioksidan yang terkandung dalam makanan tidak akan bekerja sama sekali. Ini memang baru penelitian awal. Diharapkan lewat hasil penelitian ini orang bisa lebih berhati-hati lagi dalam menggunakan microwave, terutama untuk penggunaan menyimpan atau memanaskan makanan yang mengandung lemak," katanya.

Dikatakannya, dari hasil penelitiannya itu, memang ditemukan tingkat kestabilan minyak kelapa tercapai pada kombinasi penggunaan antioksidan BHA, BHT dan asam sitrat. Tapi itu ternyata tidak berlaku pada pemanasan yang dilakukan di microwave. Kenapa hal itu bisa terjadi?

"Kemungkinan besar karena proses pemanasan pada microwave tidak hanya dilakukan dari luar seperti pada oven, melainkan dilakukan secara bersama-sama dari luar dan dari dalam melalui gelombang, sehingga merusak lebih cepat pada struktur yang terkandung dalam makanan yang mengandung lemak," kata perempuan kelahiran Sampang, 5 Januari 1981, yang sejak kecil sudah hidup bersama pamannya di Surabaya.

Bagaimana kiat belajar Yumiati? "Tidak ada yang istimewa, karena kesibukan saya didalam membuat laporan-laporan praktikum, saya sering malah belajar SKS murni. Maksudnya, Sistem Kebut Semalam jika akan menghadapi UTA dan UAS," katanya. Itu dilakukan juga karena ia nyambi untuk mengajar privat beberapa siswa SMP dan SMA di dua tempat. "Biasanya saya belajar saat memberikan soal-soal dalam privat dan saat membuat laporan praktikum," katanya. (Humas/bch)

Berita Terkait