ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Satelit palapa hilang karena kesalahan sistem

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kuliah tamu yang diselenggarakan oleh Jurusan Teknik Kimia mengundang Dr. Ing Amir Partowiyatmo, Kepala BPPT Serpong, Tangerang, berlangsung hangat. Sistem yang dipakai adalah diskusi langsung di sela-sela penjelasan. Peserta dapat menginterupsi penjelasan dengan pertanyaan secara langsung. Hal itu menurut Amir lebuh efektif sehingga peserta tidak lupa dan tidak mengantuk. Memang terbukti kemudian, penjelasan yang diberikannya banyak yang mengkritisi. Salah satu contoh terjadi kesalahan sistem adalah Satelit Palapa yang hilang dari orbitnya. Hal itu disebabkan oleh rusaknya sistem, sedangkan satelitnya sendiri tidak mengalami kerusakan.

Menurutnya, peran bahan ditinjau dari segi aspek ilmu bahan sangat besar dalam analisa kegagalan. Kuliah tamu ini berjudul "Failure Analysis and Life Assestment 2002" berarti analisa kerusakan, bertujuan untuk mencari akar permasalahan mengapa suatu system rusak dan mencegah supaya tidak terjadi di masa mendatang. Dipaparkan oleh beliau, bahwa penyebab kesalahan-kesalahan dalam suatu proses antara lain adalah mechanical failure, operation error. Misal baut yang patah, sistem bisa berhenti, padahal bila sistem berhenti berapa ribu dolar yang hilang. Dalam kasus ini mencari penyebab mengapa baut itu patah lebih penting dari pada mengganti baut itu sendiri. Mencari penyebab kegagalan lebih penting dari pada mencari siapa yang bersalah. "Search and solve the problem, not seek who have done wrong," lanjut Amir.

quot;Life time suatu alat, atau perancangan suatu sistem, adalah 100 ribu jam, hal itu didasarkan supaya pemakai alat tersebut puas,quot; menurut Amir yang mengambil gelar doktornya di University Bremen, Jerman. Bahkan kegagalan dapat dimulai dari Ingot (bahan awal terbuat dari baja) yang terakumulasi pada proses-proses selanjutnya.

Pengujian porositas dari kekuatan dengan menggunakan X Ray, ultrasonic, atau uji metalurgi. Salah satu solusi adalah jenismaterial harus lebih kuat. Untuk menguji mutu yaitu dengan melihat sambungan pada tempat las. Caranya dengan X Ray yang secara visual tampak, sedangkan dengan secara fisik, yaitu dengan ditarik. Uji-uji tersebut dapat membuktikan bahwa di dalam logam ada cacatnya, baik cacat karena proses pengelasan, maupun cacat karena kelalahan logam, dengan indikasi topografi dari patahannya. (li)

Berita Terkait