ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Rela Menanti Demi Keluarga

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Bagi seorang Riyanarto Sarno membagi kebahagiaan dengan istri dan anak-anaknya adalah sebuah kebahagiaan tersendiri buatnya. Bagaimana tidak, dirinya rela menanti lebih dari enam bulan untuk dikukuhkan menjadi guru besar lantaran menunggu musim liburan ketiga anaknya yang saat ini sekolah di luar negeri. Waktu itu bahkan lebih lama dari pada penyusunan orasi untuk pengukuhannya yang hanya memakan waktu dua bulan.

"Saya sengaja menunggu sampai mereka liburan agar kita bisa kumpul semua. Apalagi saya sudah lama tidak bertemu mereka sejak terakhir saya kunjungi mereka," ujar penggemar warna biru ini. Diakuinya, terakhir kali dirinya mengunjungi anaknya di luar negeri pada Februari lalu.

Pria kelahiran Surabaya, 3 Agustus 1959 ini sangat bersyukur karena akhirnya dia dan keluarganya bisa berkumpul pada satu momen yang sangat penting dalam hidupnya. "Selama ini baik saya maupun anak-anak sangat sulit mengatur jadwal. Satu anak saya, Cisya Paramita, kuliah di Singapura dan yang dua lagi, Candia Primananda dan Atrasina Dinathan, masih sekolah di Kanada. Untuk itu saya sangat bersyukur karena diberikan kesabaran menanti mereka," kata suami Dra. Hj. Winta Anindyarini.

Selain mengajar sebagai dosen di jurusan Teknik Informatika ITS, keseharian alumni Teknik Elektro ITB ini juga diisinya dengan berbagai kegiatan yang digemari. "Saya itu suka olahraga, terutama badminton dan tenis meja. Minimal seminggu sekali saya sempatkan untuk bisa bermain," tutur alumni SMUN 2 Surabaya.

Bahkan, untuk mengisi waktu luangnya, pria berkaca mata yang hobi makan rujak ini tidak akan segan memasak bersama sang istri. "Masak juga hobi saya. Kadang-kadang kalau ada waktu kegiatan yang saya lakukan bersama istri ya masak itu," terang Riyanarto, sembari mengumbar senyum ramahnya.

Keberhasilannya menyelesaikan gelar Master of Science dan Philosophy of Doctor di bidang Computer Science di University of New Brunswick tahun 1988 dan 1992 juga tidak terlepas dari dukungan istri tercinta. "Istri saya sangat mendukung hingga saya di angkat menjadi guru besar sekarang ini," kata pria yang juga aktif di ICMI.

Selama perjalanan hidupnya, alumni Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran ini begitu mempercayai kekuatan do’a orang tua bagi anaknya. "Selama ini do’a dari orang tualah yang bagi saya sangat membantu saya hingga bisa seperti sekarang ini. Sekalipun itu hanya sebuah ucapan do’a, namun saya selalu mengharap itu akan selalu keluar dari hati orang tua saya demi keselamatan saya di dunia dan di akherat," tutur Riyanarto.(sep/bch)

Berita Terkait