ITS News

Kamis, 18 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Rektor ITS was-was Perpeloncoan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Untuk ini, dirinya tetap akan memberlakukan SK pelarangan kegiatan yang mengarah pada praktik perpeloncoan pada mahasiswa baru.
"Biasanya, selepas masa penerimaan mahasiswa baru itu, saya banyak menerima keluhan dari orang tua. Bahkan, dulu ada beberapa dekan yang sempat diancam kalau terjadi sesuatu pada anaknya," kata Soegiono kepada Jawa Pos.

Bagaimana bentuk ancamannya? Menurut dia, pada intinya mengecam tindakan-tindakan yang masih berbau kolonialisme itu. "Makanya, saya sempat tegaskan pada mereka (mahasiswa). Adakah yang memuji kegiatan kalau dilakukan dengan membentak-bentak dan sejenisnya. Justru kalau ada aib sedikit saja, ramainya bisa merusak citra almamter," tanda guru besar asli Surabaya ini. Ditegaskan, meski sempat didemo para aktivis Ormawa, tetapi pihaknya tidak akan mencabut SK larangan perpeloncoan tersebut. "Sampai kapan pun, Insya Allah larangan itu tidak akan saya cabut," tegasnya.

Sementara itu, suasana Opspek di kampus Sepuluh Nopember kemarin masih terlihat wajar-wajar saja. Artinya, para mahasiswa baru masih sebatas menerima materi pengenalan seputar kampus. "Ini kan panitianya langsung dari institut. Yang mengkhawatirkan itu biasanya saat di fakultas," cerita beberapa mahasiswa baru kepada Jawa Pos.

Soegiono juga mengingatkan, agar nantinya kepanitiaan fakultas tetap mematuhi larangan seperti yang tertuang dalam SK tersebut. Jika sampai ada mahasiswa–atau dalam hal ini "senior"–yang melanggar, maka jelas akan diberi sanksi. "Kami akan tetap memantau," ungkap Soegiono. (hud)

Berita Terkait