ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Rambu-Rambu Pergaulanpun Jadi Bahasan MUQIM 2

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Dalam sejarah telah membuktikan bahwa kehancuran suatu bangsa di dunia hampir semuanya diawali dengan merebaknya pergaulan bebas. Hal ini dilakukan tanpa menghormati adanya norma-norma yang ada di dalam masyarakat, dan akhirnya akan menyeret ke dalam lembah kehancuran.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka dalam serangkaian acara MUQIM 2, dikupas lebih mendalam oleh Ustad Abdurrahman di PonPes Al Ittihad, Madura. Suatu kesalahan yang fatal jika pergaulan bebas yang semakin marak dijadikan trend oleh kalangan muda.

Memang bergaul sesama manusia dalam masyarakat tidak dilarang, sebab manusia diciptakan juga sebagai seorang makhluk sosial. "Namun, haruslah menjunjung tinggi norma-norma (khususnya norma agama) yang berlaku agar tetap ada batas-batas pergaulan yang wajar", ujar Ustad Abdurrahman.

Namun, bukan tidak mungkin dalam lingkungan keluargapun orang tua lalai terhadap perkembangan anak-anaknya sebagai kontrol. Ustad Abdurrahman juga menambahkan bahwa, "Peran orang tua harus dapat membendung segala budaya luar yang bersifat negatif, dan tetap menjaga keislaman dalam keluarga," tegasnya.

Mitha, dari beberapa peserta mengatakan kalau, "Saat ini dalam bergaul dengan siapa saja haruslah tetap menjaga batas-batas pergaulan budaya timur dan norma agama (khususnya agama Islam)." ujar mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan angkatan 99.

Suatu usaha yang bijak dalam menangani masalah pergaulan bebas harus dipikirkan oleh semua pihak, baik keluarga maupun masyarakat. Tidak lain hanya untuk mempertahankan bangsa ini menuju dalam kehancuran.(m3/li)

Berita Terkait