ITS News

Selasa, 23 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pusat Pengembangan dan Inovasi ITS Ditarget Beri Masukan Rp 5 Miliar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Pada tahun pertama hingga ketiga kami mentargetkan pemasukan dari realisasi pembangunan Pusat Pengembangan dan Inovasi ini mencapai Rp 2,5 hingga Rp 5 miliar. Tahun berikutnya tentu akan bertambah besar lagi. Kalau mau dihitung dengan anggaran yang dibutuhkan ITS tiap tahunnya, nilai itu masih kecil, tapi kami ingin memulainya dari yang kecil itu dan itu pun dari usaha kami sendiri," kata Nuh didampingi Pembantu Rektor II, Ir R. Syarief Widjaja, Ph.D.

Seperti diketahui, dalam waktu dekat ITS akan mengundang investor dalam negeri yang berpengalaman di bidang pengembangan kawasan untuk dijadikan mitra kerja berkait dengan rencana pembangunan Pusat Pengembangan dan Inovasi ITS untuk kepentingan komersial. "Apa yang digagas ITS tidak lain dalam rangka untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui pemanfaatan aset yang dimiliki. Kami menyadari untuk meningkatkan kualitas pendidikan, biaya pendidikan harus dinaikkan. Tapi kalau dipaksakan melalui upaya menaikkan SPP tiap tahunnya yang rata-rata berkisar antara 10-20 persen rasanya juga tidak akan tercapai, karena itulah pimpinan ITS mencoba untuk mencari celah lain melalui pemanfaatan aset yang dimiliki dengan mengundang investor," katanya.

Nuh menjelaskan, upaya ini tidak lain bagian dari kiat didalam menjalankan manajemen aset yang dimiliki. ITS memiliki lahan yang sangat luas, di atas lahan itu sudah ditentukan peruntukkannya oleh tim master plan ITS, dari master plan itulah kami berencana untuk membangun Pusat Pengembangan dan Inovasi ITS dengan mengundang investor yang berminat melalui sistem KSO (kerja sama operasional) berjangka waktu maksimal 20 tahun.

"ITS sudah merencanakan di Pusat Pengembangan dan Inovasi itulah berbagai kegiatan bisnis untuk menunjang kebutuhan masyarakat kampus dan sekitarnya bisa diperoleh. Pembangunan ini bertujuan untuk memperoleh revenue tambahan guna mendukung terciptanya lingkungan kampus yang memungkinkan peningkatan mutu ITS," katanya.

Pembantu Rektor II, R. Syarief Widjaja menambahkan, untuk kepentingan pembangunan tersebut, ITS telah menyiapkan lahan seluas 12 hektare. Di lokasi itu, katanya menambahkan, nantinya bisa disiapkan untuk berbagai kegiatan jenis usaha yang masih berhubungan dengan kegiatan ITS, seperti, toko buku, pusat penjualan computer, convention centre, guest house, departement store, food centre, perkantoran serta pusat rekreasi.

"Kami mensyaratkan kawasan komersial yang akan dikembangkan ini harus bernuansa sains, teknologi dan berwawasan lingkungan. Selain itu investor yang kami undang adalah mereka yang memang sudah punya pengalaman didalam menangani pengembangan sebuah kawasan yang terintegrasi. Artinya, tertutup kemungkinan kalau investor itu hanya sekelas pengembang ruko," katanya.

Dikatakannya, dalam waktu dekat ITS akan memasang pengumuman secara terbuka untuk proses penawaran atau pencarian mitra kerja itu. "Kami akan melakukan penilaian, dan didalam memilih serta menentukan investor atau mitra kerja mana yang disetujui ITS, akan dilakukan proses pelelangan," katanya.

Dikatakannya, investor yang berminat harus membuat proposal terlebih dahulu serta mempresentasikannya dihadapan pimpinan dan senat ITS. "Ini dilakukan agar semuanya berjalan dengan fair, transparan dan bisa dipertanggungjawabkan," katanya.

Sementara rektor kembali menegaskan, hasil keuntungan dari kerjasama ini nantinya akan diperuntukkan bagi peningkatan kualitas pendidikan di ITS. "Dalam hitungan ideal biaya penyelenggaraan pendidikan berkualitas terbaik membutuhkan dana sebesar Rp 18 juta per tahun per mahasiswa. Kini biaya di ITS kurang dari separoh dari biaya ideal itu, karena itu hasil perolehan dalam bentuk kerja sama ini nantinya akan disisihkan untuk kepentingan peningkatan kualitas pendidikan," katanya.

Dijelaskannya, bentuk kerja sama dengan mencari mitra kerja ini juga sesuai dengan rencana ITS untuk menjadi Perguruan Tinggi Berbadan Hukum Milik Negara (PTBHMN) atau ITS berbentuk Badan Hukum Pendidikan (BHP), yang berdampak pada bergesernya pola pendidikan sebagai fully cost centre, yang menggantungkan sepenuhnya pendanaan dari pemerintah pusat menuju proportionality cost sharing. "Inilah yang antara lain melatar belakangi keputusan ITS untuk mengundang investor didalam memanfaatkan aset lahan yang dimiliki. Tentu saja bukan hanya sebatas pada pembangunan Pusat Pengembangan dan Inovasi ini, tapi juga pada fasilitas-fasilitas lain yang memang sudah disiapkan peruntukannya," katanya. (Humas – ITS, 23 April 2004)

Berita Terkait