ITS News

Sabtu, 20 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

PTN Mulai Mahal, Masuk Kedokteran, Kena Sumbangan Rp 75 Juta

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

SURABAYA – Anggapan bahwa biaya kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) lebih murah, agaknya mulai terpatahkan. Sebab, biaya kuliah di kampus negeri semisal Unair, mulai dirasakan mahal oleh sebagian calon mahasiswa barunya.

Lihat saja pengumuman yang dipasang pihak rektorat di beberapa tempat di Unair. Di pengumuman itu disebutkan, besarnya sumbangan yang harus dibayar oleh calon mahasiswa baru Unair. Mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 75 juta.

Sumbangan yang dipatok minimal ini disebut: Sumbangan Pengembangan dan Peningkatan Mutu Pendidikan (SP3). Tidak semua mahasiswa baru Unair wajib membayar SP3 ini. Tapi, hanya diperuntukkan bagi mahasiswa baru Uniar yang masuk lewat PMDK (penelusuran minat dan kemampuan) jalur b, c, dan d.

Sekadar diketahui, mulai tahun ini, banyak jalur bisa ditempuh mahasiswa baru untuk masuk Unair. Pertama, adalah jalur SPMB (sistem penerimaan mahasiswa baru). Kedua, adalah lewat PMDK. Untuk PMDK, ada empat jalur. Jalur a, seperti yang dilakukan selama ini, yakni menjaring siswa berprestasi di SMU dan sederajat. Sedangkan tiga jalur lainnya (jalur b, c, dan d) baru diterapkan tahun ini.

Jalur b, untuk mahasiswa alih jenjang dari D3 dan S1 (transfer antar perguruan tinggi). Jalur c, untuk calon mahasiswa yang mendapatkan rekomendasi dari pemerintah daerah atau lembaga yang bekerjasama dengan Unair. Jalur d, untuk calon mahasiswa umum. Jadi, siapa saja boleh daftar. Untuk tiga jalur ini, tidak disubsidi pemerintah. Sedangkan jalur PMDK a dan SPMB, tetap disubsidi.

Sumbangan SP3 inilah yang akan diberlakukan bagi calon mahasiswa baru Unair yang masuk lewat PMDK jalur b, c dan d. Sumbangan paling besar ada di Fakultas Kedokteran. Untuk jurusan Kedokteran Umum, dipatok SP3 minimal Rp 75 juta. Dan ini tidak boleh diangsur. Harus dibayar bersamaan dengan pembayaran biaya praktikum (Rp 3 juta) dan SPP (Rp 2,5 juta). Ini masih ditambah dengan uang daftar ulang Rp 350 ribu.

Di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, sumbangan SP3 dipatok Rp 7,5 juta. Sedangkan SPP-nya Rp 2,5 juta, plus uang daftar ulang Rp 350 ribu. "Saking kepinginnya anak saya kuliah di negeri, saya harus cari utangan untuk membayar biaya kuliah yang menurut saya kelewat mahal itu," kata Ny Sudayat. Istri pensiunan PNS ini menceritakan, dia baru saja membayar Rp 10.350.000 untuk keperluan daftar ulang anaknya yang diterima di Unair melalui PMDK jalur d. "Seminggu saya cari utangan, Mas," imbuh wanita berumur 50 tahun ini.

Lain lagi keluhan Niken. Lulusan D3 Adi Husada yang berencana akan mendaftar di Fakultas Kedokteran jurusan Keperawatan ini kemarin menyatakan keraguannya untuk mendaftar di Unair. "Teman saya yang sudah daftar ulang kena Rp 11 juta lebih. Saya ragu-ragu, bisa nggak saya dapat uang sebanyak itu dalam waktu singkat," ujar gadis 22 tahun ini.

Boleh jadi, karena mahalnya biaya ini membuat suasana daftar ulang mahasiswa baru Unair yang masuk melalui PMDK (jalur b, c dan d) tampak lengang. Padahal, untuk daftar ulang gelombang I yang dibuka sejak 26 Mei lalu, seharusnya ditutup kemarin. Tapi, oleh panitia diperpanjang hingga 13 Juni. "Mungkin banyak yang kesulitan biaya," kata salah satu dosen di Unair.

Soal sepinya mahasiswa yang daftar ulang ini dibenarkan Dr drh M. Zainal Arifin MS, Ketua Biro Administrasi, Akademik dan Kemahasiswaan Unair. "Memang, yang daftar ulang baru 50 persen," katanya.

Menurut Zainal, jumlah mahasiswa yang melalui PMDK dan SPMB adalah fifty-fifty. Berarti, dari total mahasiswa baru yang diperkirakan sebanyak 4.300 mahasiswa, separuhnya dari PMDK. "Untuk mahasiswa dari SPMB dan PMDK jalur A, memang tidak dikenakan SP3," imbuhnya.

Pembantu Rektor I Unair Prof Dr Fasichul Lisan saat dikonfirmasi tentang mahalnya biaya pendidikan di Unair mengatakan, sebenarnya mahal itu sangat relatif. Dan, kebijakan yang diberlakukan oleh Unair menurutnya tidak mencekik mahasiswa. "Kami sudah memperhitungkannya" ujarnya.

Menurutnya, yang paling banyak dipersoalkan adalah PMDK jalur d, yakni mahasiwa yang berasal dari lulusan SMU, dan persyaratannya sama persis dengan SPMB. "Itu jumlahnya sekitar seperempat dari total mahasiswa." katanya.

Sementara di ITS, aktivitas penerimaan mahasiswa baru belum terlihat. Menurut Pembantu Rektor III, Dr Ir Ahmad Yazidi M.Eng, ada tiga jalur penerimaan mahasiswa baru di ITS. Yakni reguler (SPMB), ekstension, dan PMDK. "PMDK-nya yang konvensional lho, nggak pakai sumbangan segala," katanya.

Berapa biaya di ITS? Dijelaskannya, SPP mahasiswa yang masuk melalui SPMB sebesar Rp 750 ribu dan dikenakan Sumbangan Pengembangan Investasi (SPI) sebesar Rp 1,5 juta. Sedangkan ekstension, SPP-nya Rp 2-2,5 juta dan SPI sebesar Rp 5 juta. "Untuk yang ekstensi menunggu selesainya SPMB," tambahnya.

Lain lagi di Unesa. Selain SPMB, dibuka PMDK untuk seribu mahasiswa dari sekitar 30-an jurusan. Namun, pengumumannya baru dilakukan tanggal 1 Juli 2003. Saat ini, besarnya uang sumbangan dan SPP untuk PMDK belum diumumkan. "Nanti diumumkan bersamaan dengan pengumuman penerimaan," ujar Dra Prapti, Humas Unesa.(tom)

Berita Terkait