ITS News

Jumat, 13 Desember 2024
15 Maret 2005, 12:03

Prospek Embrio Transfer Di Masa Depan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Masih seputar acara seminar Biologi 3, selasa 17 Desember 2002 kemarin yang bertema Bireproduksi Dan Teknologi Budidaya yang diselenggarakan di perpustakaan pusat ITS lantai 2 oleh Program studi Biologi. Dalam rangkaian acara seminar tersebut menghadirkan makalah utama dari guru besar Universitas Airlangga Prof.Dr. Laba Mahaputra,drh,MSc. dengan judul embrio transfer dan prospeknya di masa depan. Menurutnya, salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat dewasa ini yakni dengan kurangnya pasokan kebutuhan bahan pangan protein hewani asal ternak, "Hal ini memicu dilakukannya impor susu dan sapi potong", ujar Mahaputra.

Namun, hal ini terdengar sangat ironis sekali jika Indonesia kekurangan suplai bahan pangan mengingat Indonesia dikenal memiliki tanah yang subur dan sangat cocok untuk bertani dan berternak, "Sehingga dengan teknologi embrio transfer ini dapat memecahkan masalah ini", kata Mahaputra. Dimana embrio transfer ini merupakan teknologi menanam embrio unggul pada hewan betina resipien sebagai induk pengganti, dan embrio unggul itu sendiri didapatkan dari hewan donor maupun hasil fertilisasi in vitro tanpa atau dengan kolaborasi dengan teknologi terkait lainnya.

Sebagai generasi kedua teknologi reproduksi setelah inseminasi buatan, embrio transfer diyakini memeliki beberapa keunggulan, diantaranya dapat digunakan untuk optimalisasi betina unggul sebagai sumber bibit, peningkatan mutu genetis populasi dari hewan ternak itu seniri, peanganan infertilitas, induksi kembar, ekspor/impor materi genetis dan pengawetan plasma nutfah (DNA), penjelasa Mahaputra.

Melalui embrio transfer yang dilakukan di Indonesia sendiri, dapat menjaga dari masuknya bibit penyakit hewan ternak melalui penularan virus atau bakteri yang terkandung dalam hewan ternak untuk sengaja diimpor ke Indonesia dari luar negeri. "Semua ini harus didukung penemuan-penemuan baru di bidang biologi molekuler dan bioteknologi", tegas Mahaputra, supaya teknik budidaya hewan ternak melalui embrio transfer ini mampu memberikan solusi atas kurangnya suplai protein hewani di Indonesia. (mut/bch)

Berita Terkait