ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pendidikan Kunci Negara Maju

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Acara yang diselenggarakan ITS bersama Pusat Kebudayaan Perancis (CCCL) menghadirkan perwakilan beberapa negara Uni Eropa. Mereka antara lain Dr Richard Philips dari British Council, Mr Henrich Barkeling dari sekertaris bidang Pendidikan Kedutaan Jerman, dan Mrs. Fida Larue, perwakilan CCCL Perancis Surabaya.

Kalau negara kita menganggarkan tidak lebih dari 10 % dari APBN maka kita harus bercermin pada negara Eropa semisal Perancis yang menganggarkan paling tidak 20 % dari APBN-nya. Perancis sebagai negara yang sangat menjunjung HAM, menganggap pendidikan adalah hak asasi setiap warganya. Oleh karena itu pendidikan adalah salah satu pelayanan gratis negara kepada warganya. "Pendidikan bagian dari hak asasi," imbuh Duta Besar Perancis untuk Indonesia saat pembukaan.

Pendidikan memegang peranan sangat penting bagi semua negara khususnya negara Uni Eropa. Kunci sukses negara maju terletak pada tingginya keahlian para tenaga kerja mereka. Apalai kalau negara maju tersebut kekurangan SDA. "Pendidikan adalah investasi terpenting bagi negara kami," papar Richard Phillips. Selain memajukan pendidikan dalam negeri, pemerintah Inggris juga senantiasa membuka peluang kerjasama dengan berbgai negara lainnya. British Council sendiri di Indonesia sendiri telah memiliki tiga cabang salah satunya di ITS Surabaya.

Ada dua hal penting mengemuka dalam diskusi panel. Pertama, di berbagai negara maju kunci suksesnya adalah keberhasilan dalam megelola pendidikan. Hal ini bisa disebabkan karena komitmen total dari berbagai pihak semacam pemerintah maupun swasta untuk terus mengembangkan dunia pendidikan. Beberapa negara semacam Jerman dan Perancis berhasil menerapkan pendidikan gratis. Sistem pajak progresif berhasil menaikkan pendapatan yang sebagian besar dialokasikan kembali untuk pendidikan. "Bukankah makin terdidik seseorang makin tinggi gajinya, dan itu merupakan objek pajak," jelas Hendrik Barkeling, chief officer atase pendidikan Jerman.

Kedua, adanya korelasi yang tinggi antara kualitas pendidikan dengan kualitas hidup suatu negara. Di sinilah terletak makna 'Pendidikan adalah investasi'. Dengan tingginya pendidikan seseorang diharapkan akan lebih banyak lagi peluang usaha yang bisa ia ciptakan. "Dan itu berarti naiknya pendapatan nasional," kata Richard lagi. Dari kegiatan ini sebenarnya diharapkan adanya saling tukar pengalaman dari berbagai negara Eropa guna memajukan kualitas pendidikan dan SDM Indonesia. "Tapi mau gimana lagi pendidikan kita berorientasi uang," celetuk Prof. Dr Puruhito, rektor Universitas Airlangga yang juga menghadiri acara tersebut. (m4/li)

Berita Terkait