ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Penanggulangan Bencana Pemukiman Informal

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Permasalahan perumahan informal menjadi pembahasan menarik. Ini terkait dengan jumlah pemukiman kumuh yang mencapai 70 persen untuk negara berkembang seperti Indonesia. Bahkan untuk negara-negara di Asia lainnya, Amerika Latin dan Afrika tak luput dari problema semacam ini.

Maka jurusan Arsitektur ITS dan CIB (International Council for Research and Innovation in Building and Construction), perkumpulan dari para peneliti perumahan dan konstruksi yang berpusat di Nedherland, menggelar konferensi internasional sekaligus pertemuan keempat TG40 informal settlements. Dengan mengambil tema "Sustainable Livelihoods in The Integration of informal Settlements in Asia, Latin America and Africa".

Pada kesempatan ini, Prof. Happy menyampaikan presentasinya mengenai pencegahan bencana pada pemukiman informal. Selama ini kerjasama antara instansi pemerintah dan institusi seperti badan meteorologi hanya sebatas atasan saja. Sehingga masyarakat bawah kurang mengetahui informasi adanya perubahan cuaca. Akibatnya bencana banjir dapat menelan banyak korban dari penghuni pemukiman yang terdapat dipinggiran sungai."Inilah kejadian yang menimpa masyarakat daerah Situbondo beberapa waktu lalu," jelasnya.

Meskipun begitu, masyarakat yang menempati pemukiman informal tersebut tidak lantas kapok. Mereka akan menempati pemukiman itu kembali lagi saat air sungai sudah tenang. Padahal pihak pemerintah telah menyediakan pemukiman yang layak dan aman. "Mereka kembali pemukiman semula karena tempat itu telah menjadi mata pencariannya," tutur Ketua Jurusan Arsitektur yang juga anggota dari CIB ini.

Untuk itu penanggulangan bencana pada pemukiman informal memerlukan kerjasama berbagai pihak, baik itu pemerintah, LSM maupun badan-badan seperti badan meteorologi. Dan perlunya perubahan cara pandang masyarakat terhadap lingkungan, kesehatan, keamanan pemukiman informal khusus pemukiman ilegal. Seperti perumahan di pinggir sungai, di bawah jembatan, di pinggiran rel kereta api dan perumahan kumuh lainnya. "Ini sebagai salah satu keunggulan dari Arsitektur ITS yang turut memperhatikan pemukiman seperti ini," katanya.

Kegiatan yang berlangsung sejak Kamis(10/10) ini tidak hanya presentasi saja. Melainkan juga diadakan field trip ke pemukiman informal di Surabaya dan Malang. Serta pameran poster dan kuliah tamu.(rom/bch)

Berita Terkait