ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Peluang Karir di Industri Migas Terbuka Lebar

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Karir di industri migas. Apakah disana masih ada ruang untuk tumbuh berkembang?" kalimat itulah yang muncul pertama kali di layar proyektor sebagai judul, mengawali presentasi Charles Caughey. Pria berkebangsaan Amerika Serikat yang juga anggota Oversight Comitee Association of American Petroleum Geologist (AAPG) ini memang sengaja di undang Laboratorium Geofisika ITS untuk mengisi studium generale, selasa (18/1).

Dengan judul presentasi awal yang menarik itu, sekitar 50 orang peserta yang didominasi mahasiswa kontan terlihat antusias menyimak, meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris. Pada awalnya, Mr. Caughey memberi gambaran yang menggugah minat mahasiswa terhadap migas. Dikatakannya, Dunia masih terus membutuhkan minyak bumi. Kebutuhan minyak bumi didunia selalu meningkat tiap tahunnya, terutama pada negara berkembang seperti Indonesia ini.

"Jika di negara saya, jumlah kebutuhan minyak bumi memang sangat besar tapi grafiknya semakin menurun karena sekarang telah digalakkan berbagai teknologi efisiensi bahan bakar. Berbeda dengan Indonesia dan negara berkembang lainnya yang kebutuhan migasnya terus meningkat karena galak membangun," jelas Caughey disertai data spesifik paparannya berupa tabel dan grafik.

Disisi lain, kegiatan eksplorasi migas di dunia menurutnya belum mengalami peningkatan. Padahal potensi-potensi migas masih banyak tersedia. "Jika dilihat perbandingan eksplorasi produksi migas dengan konsumsi sekarang sungguh tidak seimbang. Setiap kita menemukan satu milyar barrel, kita telah menghabiskan 4 milyar barrel," kata Caughey.

"Melihat itu, apakah kita hanya akan menunggu diam. Sampai harga minyak melonjak?" lanjut caughey. Semua itu menurutnya adalah peluang dan tantangan untuk berkarir. Terlebih dunia industri migas beberapa tahun yang akan datang membutuhkan regenerasi tenaga ahli. Menurutnya, ada tiga jalan untuk berkecimpung di industri migas antara lain pertama sebagai ahli mineral, kedua ahli migas dan terakhir adalah sebagai ahli lingkungan, teknis dan yang lainnya. Ketiga jalan itu menurutnya mencakup semua disiplin ilmu baik teknik maupun sains.

Yang lebih menarik, diungkapkan Caughey, lulusan Universitas di Asia lebih berpeluang besar untuk bergabung dengan perusahaan migas. "Asia memiliki lulusan universitas tertinggi di dunia, saya rasa semua perusahaan migas pasti berpikiran sama dan mencari tenaga kerja mulai dari Asia," Katanya.

Namun Caughey juga berpesan kepada peserta, agar membekali diri sebelum terjun ke industri migas. Memiliki dasar disiplin ilmu yang kuat, menguasai komputer, interpersonal yang baik, skill yang selalu berkembang, disertai kemampuan berbahasa inggris lisan dan tulis yang baik, mutlak harus dipersiapkan jika ingin sukses dalam industri migas.

Kegiatan ilmiah ini diakhiri dengan pemberian buku mengenai industri migas dunia secara simbolik oleh Mr. Caughey kepada ITS. Buku itu sendiri telah di tempatkan di Perpustakaan ITS. Perlu diketahui, sejak tahun 2001 AAPG telah menjalin kerjasama dengan ITS dengan mendirikan ITS Student Chapter AAPG, sebuah organisasi yang bertujuan menghimpun para ahli geo-petroleum di Indonesia. Selain dengan ITS, AAPG juga menjalin kerja sama serupa dengan ITB dan UGM.(asa/tov)

Berita Terkait