ITS News

Sabtu, 27 Juli 2024
15 Maret 2005, 12:03

Pelantikannya Molor

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Sosoknya yang ramah dan tegas, membuat Direktur PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) ITS Dr Ir Mohammad Nuh DEA disenangi siapa saja. Gagasan dan ide-idenya yang gemilang sering membuatnya dipercaya tampil dalam seminar berkelas nasional maupun internasional.

Itu pula mungkin yang membuat pria energik ini dipercaya memegang beberapa jabatan. Selain Direktur PENS ITS, M Nuh juga menjabat sebagai sekretaris YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah). Bukan itu saja. Pria berkulit gelap ini juga dipercaya menjadi ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) wilayah Jatim. "Semua kesibukan saya masih berkisar di bidang pendidikan," ujar suami drg Laily Rachmawati ini. Bahkan, menurut M Nuh, saat ini orientasi ICMI lebih ditekankan kepada aspek pendidikan. Sebab, "Kita ingin menciptakan insan yang terdidik dan berwawasan how to solve the problem," katanya

Karier akademik M Nuh terbilang mulus. Di usia yang masih relatif muda (43 tahun), M Nuh telah dipecaya menjadi rektor ITS periode 2003-2007. Meskipun, kesabaran ayah satu putri ini tampaknya masih diuji lagi. Sebab, rencana pelantikan yang sedianya digelar hari ini (3 Februari) ternyata molor.

Penyebabnya, Presiden Megawati belum mengeluarkan SK pengangkatannya. "Ya biarlah, mungkin presiden masih sibuk. Anda tahu sendiri kan bagaimana keadaan bangsa kita akhir-akhir ini," ujarnya.

Meski higga kini belum ada kejelasan, dia tetap berusaha sabar. "Tidak apa-apa. Keterlambatan seperti ini juga sering terjadi di kampus lain kok. Biasanya, molornya sampai dua minggu," katanya.

Bagaimana jika kali ini molornya lebih lama? M Nuh hanya tersenyum. "Tidak apa-apa. Makin molor kan persiapannya juga lebih lengkap," tandasnya sambil tersenyum.Meski belum mengantongi SK Presiden, namun beberapa kalangan di ITS menganggap M Nuh telah menjadi rektor ITS secara de facto. Pasalnya, pria energik dan ramah ini berhasil mendapat dukungan mayoritas suara senat institut, saar digelar pemilihan beberapa waktu lalu.

Arek Surabaya asli ini mengaku bahagia menggeluti dunia pendidikan. "Saya menikmati profesi saya sebagai pengajar," katanya. Menurut M Nuh, mengajar adalah ibadah yang membahagiakan. "Pagi-pagi sudah bangun dan pergi mengajar. Itu membahagiakan. Apalagi setiap anak didik saya lulus, terus terang memberi rasa bahagia tersendiri bagi saya," katanya.

Riwayat pendidikannya terbilang biasa-biasa saja. Yang menarik, M Nuh sempat merasakan sulitnya mendapatkan pendidikan karena terhimpit ekonomi. "Sejak SD, saya terbiasa memakai sandal jepit ke sekolah," kata pria yang lahir 17 Juni 1959 ini.

Saat lulus SMU tahun 1977, M Nuh sempat kebingungan untuk melanjutkan studinya. "Terus terang, waktu itu saya bingung mau pilih perguruan tinggi mana," kenangnya. Bahkan, M Nuh juga mengaku tidak tahu saat ditanya mengapa memilih bidang ilmu elektronika. "Dulu saya memang bingung. Baru setelah kuliah beberapa semester, saya jadi tahu tentang elektronika," jelasnya.

Tahun 1986-1990, dia menamatkan studi S2 dan S3 di Signaux at Aystem, Universite Science et Techniqu du Languedoc, Montpellier Prancis. (oni/mms)

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Mohammad Nuh
Tempat/ Tanggal lahir : Surabaya, 17 Juni 1959
Istri : Laily Rachmawati
Anak : Rachma Rizqina Mardhotillah
Alamat : Jl. Wiguna Tengah XIII/33 Gunung Anyar Surabaya
Pendidikan Terakhir : S3 di Signaux at System Universite Sciencee et Technique
: du Languedoc, Montpellier,Prancis
Jabatan : Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ITS

Berita Terkait