ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Menuju ITS Penghasil Technopreneur

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kampus ITS adalah salah satu institusi pendidikan di kawasan Indonesia Timur yang banyak menghasilkan karya ilmiah inovatif dan kreatif berbasis teknologi, baik oleh dosen maupun mahasiswa yang memperkaya khasanah riset lembaga pendidikan tinggi. Untuk menjembatani produk-produk tersebut memasuki pasaran nasional dan internasional, diperlukan manajemen dan tim kerja yang tangguh.

Untuk mewujudkan keinginan tersebut, menurut Iman Sulaiman, mahasiswa ITS harus mampu menciptakan pasar. Dengan mempertimbangkan bahwa produk ITS berbasis teknologi, maka analisa pasar yang dilakukan pun harus lebih intens. "Tidak mungkin jika akan melempar suatu produk tanpa melakukan analisa awal terhadap kondisi pasar," jelas mantan ketua BEM ITS periode 1996-1997 yang memukau peserta Seminar Coffee Afternoon ‘Technopreneur’ oleh WET (Workshop of Technology & Entrepreneur), jum’at (12/3) siang.

Menurut Iman, menjadi seorang intrepreneur adalah pilihan dalam hidup. "Seorang intrepreneur tidak hanya memiliki modal saja, tetapi dibutuhkan mental serta keterampilan market yang bagus untuk menarik pasar," jelas Iman. Langkah selanjutnya adalah pengembangan kualitas produk Produk yang sudah memikat hati konsumen di pasaran harus ditingkatkan mutunya.

Dalam kesempatan yang sama, Kresnayana Yahya selaku pembicara kedua menyinggung masalah pengideologian teknologi di Indonesia. Sikap yang seperti ini dapat terus menghambat kondisi ekonomi Indonesia. "Mestinya ekonomi kita sudah berkembang ke arah era ekonomi digital dan mulai tercipta iklim ekonomi yang sehat, tapi selalu saja terhambat," jelas dosen Statistik ITS ini.

Menurut Kresnayana, sebentar lagi ekonomi Indonesia harus bergeser lagi ke arah knowledge economy, yakni ekonomi yang bersentuhan dengan hak paten dan desain suatu produk, baik produk alam maupun teknologi. "Dalam pelaksanaannya, Indonesia masih tidak mau bergeser ke arah knowledge economy , kita tetap terpuruk terus seperti saat ini, " tambahnya.

Untuk mengatasi masalah tersebut, menurut Krenayana perlu adanya produktivitas dan hubungan yang harmonis antara pengetahuan, teknologi dan produksi. "Hal inilah yang harus selalu dipegang oleh mahasiswa," Ujar Krenayana.(mut/Lin)

Berita Terkait