Ingin tahu bagaimana jurusan-jurusan di ITS bersaing untuk memotivasi mahasiswanya untuk menorehkan sebuah prestasi? Berbagai cara bisa ditempuh sebagai iming-iming untuk bisa memacunya. Hal ini bisa dilihat dalam proses pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Mawapres) 2003.

Tidak tanggung-tanggung, Ketua Jurusan (Kajur) Teknik Sipil menjanjikan tiket plus akomodasi ke Australia bagi mahasiswanya yang berhasil menjadi 3 terbaik dalam pemilihan Mawapres tingkat fakultas. Karenanya mahasiswa yang mendaftar untuk ikut serta dalam pemilihan Mawapres sangat banyak. Oleh sebab itu, proses penyaringannya dibuat berbeda dengan jurusan-jurusan pada umumnya. Di Teknik Sipil, penyaringan calon Mawapres diuji tidak hanya oleh dosen, tetapi juga oleh perwakilan mahasiswa dari tiap angkatan. Penilaian yang mereka berikan adalah dari Curriculum Vitae, IPK, makalah dan presentasinya, Bahasa Inggris dan tanggung jawabnya. Dari 9 mahasiswa yang mengikuti seleksi, akhirnya 5 mahasiswa berhasil mewakili Teknik Sipil ke tingkat Fakultas.

Di tingkat Fakultas, bobot penilaian tetap sama, pada CV, IPK, Makalah dan presentasi, serta Bahasa Inggris. Namun kali ini persaingan dari mahasiswa semakin ketat, karena masing-masing jurusan mengirimkan 5 mahasiswa terbaiknya. Total peserta dari FTSP sebanyak 24 mahasiswa, 15 mahasiswa dari FMIPA, 20 mahasiswa dari FTI, 4 mahasiswa dari FTK, dan 2 mahasiswa dari D3 Statistik.

Dari persaingan tersebut, diambil 2 peserta terbaik untuk diikutsertakan dalam seleksi pemilihan Mawapres tingkat Institut. Seleksi tingkat Institut dibagi menjadi 3 hari. Pada hari pertama (19/05), peserta diminta menpresentasikan makalah yang telah ditulisnya. Di hari kedua (20/05), psikotes dan wawancara. Dan hari terakhir (22/05) peserta melakukan test TOEFL yang dilakukan di ruang MKU. Dari hasil test ini nantinya akan diambil tiga terbaik dan seorang mahasiswa yang paling baik akan mewakili ITS untuk berlaga di tingkat nasional. (IwY/bch)