ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Melongok Dua Tahun Berdirinya SSB Sosial Surabaya

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kamis, 06/06/2002
Sidiq Prasetyo, Surabaya

SABTU siang (1/6) lalu wajah Stadion ITS Surabaya tampak berbeda dari biasanya. Sebuah tenda berdiri kukuh memayungi ratusan kursi yang ditata berjajar dengan rapi. Balon warna-warni ikut menambah meriahnya suasana.

Terik matahari yang membakar kulit tak mengurangi kegembiraan di wajah anak-anak yang rata-rata usia belasan tahun tersebut. Canda tawa ikut meronai suasana kaum pinggiran ini. Itulah gambaran sekilas suasana pesta ulang tahun berdirinya Sekolah Sepak Bola Sosial Surabaya (SSBSS).

"Ini merupakan ulang tahun kedua kami. Memang nggak mewah, yang penting bisa dirasakan bersama," kata Hendrick Peter, Kepala Sekolah SSB Sosial membuka percakapan dengan Jawa Pos.

Tak terasa memang. SSB yang begitu peduli memayungi anak-anak jalanan di Surabaya telah berusia dua tahun.Usia yang masih cukup belia bagi sebuah SSB. Meski masih berusia belia namun SSBSS ini kini memiliki banyak murid.Rata-rata pemainnya berasal dari anak-anak tukang sayur, loper koran,pengamen jalanan.Namun jangan diremehkan. Mereka juga memiliki prestasi yang cukup membanggakan.

Ya, SSB Sosial memang dikenal sebagai ajang latihan sepak bola bagi anak-anak jalanan di Surabaya. SSBSS sudah dua tahun tegak berdiri diantara SSB-SSB lainnya yang menjamur.

Setelah berdiri selama dua tahun, apa saja perkembangannya? Pada awal berdirinya SSB yang disokong oleh perusahaan lampu ini hanya memiliki 26 siswa. Tapi seiring perjalanan waktu, saat ini mereka sudah mempunyai 86 siswa."Senang juga dengan meningkatnya jumlah anak-anak jalanan yang ikut. Memang niat kami ingin memberikan kegiatan positip bagi mereka.Kami bertekad untuk mempertahankan SSB ini ditengah keterbatasan dana,"katanya.

SSBSS memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh SSB pada umunya. SSBSS dalam setiap latihan tidak memungut biaya sepeserpun dari para pesertanya."Ini kebijakan kami. Pasti semua sudah tahu bagaimana kehidupan anak jalanan itu," tegas Peter.

Malah, siswa SSB Sosial jam latihannya Sabtu dan Minggu siang di Stadion ITS memperoleh jatah makan."Bentuk makanan itu ada roti, atau juga makanan kecil lain," ungkapnya.

Di setiap latihan, anak jalanan itu begitu tekun mengikuti setiap instruksi pelatih Totok Risantono. Mantan arsitek Persebaya ini juga tak segan-segan menularkan ilmunya agar mereka bisa bermain sepak bola dengan baik.

Nah, ilmu dari Totok itu akan dicoba dalam kejuaraan Piala SSB Sosial yang mulai digelar Sabtu lalu hingga 26 Juni mendatang di Stadion ITS.

Selain merayakan ulang tahunnya, kejuaraan ini juga menjadi tempat unjuk kebolehan para pemainnya."Anak-anak kan banyak yang tidak mempunyai akte kelahiran. Tentunya mereka tak mungkin bertanding di kejuaraan setingkat SSB, biarlah disini tempatnya anak-anak bisa merasakan suasana kejuaraan," jelasnya.

Peter menambahkan hasil didikan SSB Sosial telah mengalami perkembangan. Salah satu pemainnya sempat mendapat kesempatan menjajal kerasnya persaingan seleksi tim Persebaya Junior 2002.

Meski akhirnya, pemain itu gagal masuk tim, namun hal itu dianggapnya sudah sebuah lonjakan bagi SSB-nya."Untuk tahun mendatang semoga saja tak hanya ikut seleksi saja. Namun sudah bisa bergabung dengan tim inti," tandasnya. (*)

Berita Terkait