ITS News

Kamis, 28 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Mario Teguh Ungkap Teknik Kelewatan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kredibilitas Drs. Mario Teguh MBA, pakar Business Effectiveness Consultant memang tidak diragukan lagi. Bisa dipastikan, kehadiran pria yang memiliki nama asli Sis Maryono Teguh ini sebagai pembicara, merupakan daya tarik tersendiri dari seminar kewirausahaan yang diadakan oleh Kopma ITS. Tak heran, sekitar 200 peserta termasuk undangan, terlihat memadati ruang seminar Pasca Sarjana, Sabtu (29/1) kemarin.

Dalam seminar bertema Achieving Success From Creative Response, Mario Teguh banyak memberikan kiat-kiat, teknik, dan strategi untuk menjadi sukses. "Orang yang cepat sukses adalah orang yang tak tahu malu," ungkapnya.

Namun, kita harus bisa menempatkannya secara tepat kapan tahu malu dan kapan berlaku sebaliknya. Untuk itu ada teknik yang bernama kelewatan. "Hanya orang yang pernah kelewatan yang tahu seberapa jauh ia akan melangkah ke depan," jelas pria kelahiran Makasar ini. Sebab orang yang pernah kelewatan mempunyai kemauan untuk mencoba dan mengambil resiko.

Disamping itu, kita juga harus pandai untuk mengukur diri. Jangan sampai melewati batas. Mario Teguh memberikan contoh saat ia bisa sakit. "Pernah saya tidak tidur 3 hari, setelah itu saya tahu pasti besoknya sakit," ceritanya. Kunci dari teknik kelewatan yaitu biar tidak suka asal baik bagimu.

Alumni Indiana University ini mengatakan rahasia naik pangkat adalah diangkat. Spontan saja seluruh peserta tertawa riuh mendengarnya. Ia lalu menjelaskan tentang makna kesempatan. Kesempatan adalah orang. Maksudnya, pengusaha justru melihat orang-orang kecil di sekitarnya dan itulah kesempatannya. Mereka melihat peluang yang didapatkan dengan meneliti kebutuhan orang-orang kecil.

Terakhir, beliau memberikan tiga tips untuk mencapai keberhasilan. Pertama, jangan selalu mencari kelemahan diri. "Berbahagialah dengan diri anda sendiri," saran pria yang kini menjabat CEO Business Effectiveness Consultant. Kedua mudahkanlah meminta maaf. Apa salahnya kita berkata saya yang salah jika kita memang salah. Tidak mungkin kita mati karena mengatakannya. Dan ketiga, anda bisa karena anda memberi. Implementasinya, ilmu jangan hanya ditahan tapi dibagi. "Ikhlaskan ilmu anda untuk dibagi," jelas Mario sembari menutup acara. (th@/rin )

Berita Terkait