ITS News

Sabtu, 11 Mei 2024
15 Maret 2005, 12:03

Makky ; Ada Apa di Dalam Bumi Itu

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

"Banyak orang yang tidak mengetahui apa yang ada di dalam bumi," ujar Dr.rer.nat Makky S Jaya mengawali pembicaranya. Karena itu ia pun berusaha membuat software tentang pengolahan data seismik. Ini awal beliau menekuni penelitiannya yang berjudul ‘Pengaruh Lapisan Bumi untuk Mendapatkan Citra Struktur Bawah Permukaan Bumi’. Riset ini sendiri seyogyanya diperuntukkan bagi perusahaan yang membutuhkan informasi tenatang segala sesuatunya di dalam bumi.

Tampaknya, hasil riset ini cukup bermanfaat bagi perkembangan dunia industri. Sehingga penelitian tersebut membuat panitia dari ITSF (Yayasan Sains Toray Indonesia) sangat tertarik dengan proposal yang diajukan oleh lulusan Universitas Karlsruhe, Jerman ini. Untuk itu riset tersebut mendapat dana sekitar 30 juta rupiah. Sejauh ini dari ITS yang mendapat dana penelitian dari ITSF lainnya, yakni Dr. Suminar Pratapa.

Dalam melakukan risetnya ini, pengajar jurusan Fisika FMIPA ini, memilih propinsi Sumatera Selatan sebagai sample dalam penelitiannya. Metode yang digunakan adalah ‘Seismic Petrophysics Integrated Interpertation System’ yang di singkat dengan SPIRIT. Bahkan rencannya riset ini juga akan dipusatkan di dua kota jatim, yaitu Lamongan dan Tuban. Menurutnya, ini adalah proyeknya yang pertama di Indonesa setelah kepulangannya sembilan bulan yang lalu dari jerman. "Sebenarnya sudah lama saya ingin melakukan penelitian ini, hanya saja baru sekarang bisa terealisasi," ungkap pria kelahiran 3 Desember 1967.

Ketika ditanya kenapa memilih bidang geofisika? "Fisika teori tuh kurang menantang," ujar suami dari Indah Kristanti ini. Menurut peraih DAAD Award ini, hal yang membuatnya merasa sangat tertantang dengan menekuni di bidang geofisika karena menurut sebagian orang sangat sulit. Selain mempelajari geofisika yang membuatnya tertantang. Beliau juga mendalami tentang pengetahuan tentang komputer. Ini dibuktikan dengan kemampuannya membuat program komputer untuk melakukan pengolahan data seismik. "Saya pernah bersama pak Bagus, yang kala itu dosen saya, memperbaiki komputer yang berada di UPT komputer,"kenang beliau tentang ketertarikannya dengan komputer.

TERTARIK JURNALISTIK
Ketika masih dibangku sekolah, dosen yang memperoleh doktor termuda di ITS ini sangat bersemangat dengan dunia jurnalistik. Minatnya itupun tidak disia-siakan dengan bergabung dalam pengurus mading SMAN 4 Surabaya. Bahkan ketika dibangku kuliah, pengetahuan tentang jurnalistik itulah yang menjadikannya sebagai salah satu pelopor majalah Radiasi (majalah jurusan fisika). "Sayang saat ini Fisika tidak lagi mempunyai media informasi tentang pengetahuan yang sedang berkembang," tegasnya.

Sementara itu, Ia merupakan suami yang baik. Meski kesibukannya dalam melakukan riset cukup menyita waktu, namun beliau selalu berusaha meluangkan waktu untuk keluarga di akhir pekan. "Maklum PNS kalo tidak cari jaringan di luar ya sulit," ujar sang istri yang pada saat itu juga berada di Laboratorium Komputasi tempat suaminya bekerja. Hal yang patut dikagumi dari pasangan yang menikah pada tanggal 25 desember 1994 ini, meski belum juga dikaruniai anak tapi mereka sangat menikmatinya keadaan itu.. "Karena itu saya dan suami lebih banyak meluangkan waktu dengan melakukan banyak kegiatan," tambah dosen IPB yang juga pernah kuliah di Jerman ini.(m6/rom).

Berita Terkait