ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Mahasiswa Indonesia Raih Penghargaan di Kanada

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

NEW YORK — Gamantyo Hendrantoro, PhD., mahasiswa Indonesia asal Jombang Jawa Timur berhasil meraih penghargaan sebagai peneliti terbaik — bersama tiga peneliti asing — dari Institut Penelitian Telekomunikasi Kanada (CITR). Predikat tersebut diperolehnya lewat program Network of Centres of Excellence 2001.

Adapun tiga peneliti lain yang juga meraih penghargaan itu adalah Noel Tin, PhD. dari Universitas Queen, Thimma Babu, PhD. dari Universitas Concordia dan Marc Chateauneuf, PhD. dari Universitas McGill.

Duta Besar RI untuk Kanada, Eki Syachrudin menyambut baik keberhasilan Gamantyo ini. Menurut Eki ini adalah bukti bahwa mahasiswa Indonesia memiliki kemampuan yang kompetitif di luar negeri. "Mahasiswa Indonesia mampu bersaing dengan mahasiswa asing lainnya jika dibarengi dengan kemampuan dan tekad yang tinggi untuk maju," kata Eki awal pekan lalu.

Penelitian Gamantyo memfokuskan pada identifikasi pengaruh hujan terhadap sistem komunikasi seluler frekuensi 30 Ghz dengan terminal pelanggan statis. Penelitian itu memperkirakan penyempitan daerah liputan sel radio pada saat hujan. Model matematika yang dihasilkan nantinya akan bermanfaat dalam menentukan efektivitas teknik diversity yang menggunakan dua stasiun radio (base stations) untuk meliput seorang pelanggan pada saat hujan. Model ini lebih akurat dibandingkan model sebelumnya yang dikembangkan di Inggris. Model ini juga telah direkomendasikan oleh International Telecommunications Union-Radio Communications (ITU-R), badan internasional PBB yang membuat rekomendasi teknis untuk sistem dan jaringan komunikasi radio.

Gamantyo adalah pemuda kelahiran Jombang, Jawa Timur tahun 1970 dan menempuh pendidikan SD, SMP dan SMA PPSP di Surabaya. Ia memperoleh gelar Sarjana di Bidang Teknik Elektro dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya pada 1992, serta gelar M.Eng. dan PhD. di bidang yang sama dari Universitas Carleton di Ottawa, Kanada masing-masing pada 1997 dan 2001. Setelah menyelesaikan studi S-1, ia menjadi tenaga pengajar dan peneliti di ITS Surabaya. Pada tahun 1995, memulai tugas belajar S-2 dan S-3 di Kanada dengan beasiswa dari ADB (ADB Loan No. 1253-INO) lewat program Higher Education Project yang diselenggarakan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan saat itu. Saat ini ia terlibat sebagai peneliti dalam penelitian tentang pemodelan kanal radio untuk komunikasi wireless dengan antena array di Carleton University. Tahun depan ia merencanakan kembali ke Indonesia dan melanjutkan tugasnya sebagai staf pengajar dan peneliti di ITS Surabaya.

Dengan diraihnya penghargaan oleh Gamantyo itu, Dubes Eki Syachrudin menilai, bidang pendidikan adalah kerjasama yang harus ditingkatkan di masa datang antara Indonesia dan Kanada. Kerjasama bidang pendidikan itu akan diprioritaskan sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini banyak tersebar di berbagai perguruan tinggi di Kanada. Salah satu program kerjasama yang baru-baru ini berhasil disepakati adalah penyertaan tujuh mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan program S-3 di bidang pendidikan dan kajian Islam di Universitas McGill. Disamping itu, saat ini sedang dijajagi kerjasama bantuan pelatihan yang bersifat jarak jauh atau distance learning antara Universitas Guelp dengan Departemen Luar Negeri RI. (ant)

Berita Terkait