ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Lubna, "Let them Learn !!"

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Pengkaderan yang telah diwarnai oleh bumbu-bumbu "tawuran" telah meninggalkan torehan nila yang mencela mata ITS. Atas hal itu, ITS sebagai satu-satunya institusi perguruan tinggi di Indonesia yang diberi penghargaan, sebagai tuan rumah Program Pertukaran Pemuda kapal ASEAN-Jepang (Ship for South East Asean youth Program-SSEAYP) telah dibatalkan tanpa alasan.

Dra. Lubna Algadrie, MA, kepala UPT Bahasa ITS mengatakan bahwa SSEAYP tidak jadi datang diIndonesia. "You know why ? Karena berita tawuran pengkaderan yang di blow up di berbagai berita dan internet," tandasnya.

Lubna yang juga sebagai penanggung jawab rekruitmen terbuka 90 mahasiwa ITS yang akan ditugaskan sebagai pemandu SSEAYP juga mengatakan, "Let them learn (tawuran,red).
Karena nila setitik rusak semuanya.

Lubna yang juga dosen mata kuliah umum ini memberitahukan adanya fax langsung dari Jepang yang tanpa alasan bahwa tidak jadi datang ke Indonesia. "No visit Indonesia", katanya membacakan fax kepada ITS Online, Selasa, 3/10.

Dari pihak kemahasiswaan sendiri saat ditemui ITS Online mengaku kecewa. " Bagaimana tidak. Sudah banyak dilakukan persiapan baik pemesanan plakat, kaos, pin, tanda panitia, tanda LO, dsb. Itu tidak bisa dibatalkan begitu saja," ujar Drs Mustiko Adji, Kepala Biro Kemahasiswaan ITS dan Tri, Wakil Kepala Biro Kemahasiswaan saat ditemui ITS Online di kantor pagi tadi (4/10). Persiapan kunjungan tersebut sudah dimulai sejak Januari 2001.

Ditanya apakah betul-betul tidak bisa dilanjutkan acara kunjungan SSEAYP di ITS ?. "Jadi atau tidaknya secara pasti tidak bisa saya katakan, karena belum ada surat resmi dari Jakarta atau dari Gubenur Jawa Timur," jawab Tri. " ITS sendiri merupakan salah satu bagian dari program SSEAYP, jadi segala sesuatunya merupakan kewenangan Gubenur Jawa Timur," tambahnya.

Bagaimana dengan 90 mahasiswa ITS yang sudah terpilih menjadi pemandu 350 pemuda SSEAYP dan telah mengikuti rangkaian training pemandu sejak Senin,2/10 ?. "Ya kecewa. Apa hanya alasan tawuran maka batal datang ke Indonesia. Tidak bisa seperti itu," ujar Dewi, mahasiswa Teknik Lingkungan, salah satu pemandu tidak bisa menutupi kekecewaannya. "Apa hanya karena berita pengkaderan di internet dan koran yang terlalu melebih-lebihkan itu. Yang sebenarnya kejadiannya tidak separah yang di beritakan," tambahnya.

Lain dengan Erwin, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 1998. "Kecewa. Jelas. Tapi semua itu ada hikmahnya," jawabnya arif.

Sampai berita ini diturunkan ketiga belah pihak baik D3 Teknik Mesin, atas nama himpunan, dan Teknik Elektro, atas nama senior, sudah saling klarifikasi dan saling memaafkan. Sedangkan dari pihak Himpunan Teknik Industri sudah memberikan pernyataan maaf sehari sebelumnya (3/10).

Sebenarnya dari pihak mahasiswa ITS telah memaklumkan kejadian tersebut dan saling memaafkan. Hal itu merupakan romantisme dari perjalanan suatu penciptaan sumber daya mahasiswa. Walaupun ada sedikit kekhilafan dan pembelajaran diri yang harus dibayar mahal.
(tin)

Berita Terkait