ITS News

Jumat, 26 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Lokakarya "Menggugat Konsep pengkaderan&quot

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kamis (16/8), dilaksanakan lokakarya menggugat Konsep Pengkaderan. Bertempat di Gedung BAUK lantai 2. Lokakarya ini merupakan gawe dari Senat Mahasiswa (SM) dan BEM ITS dengan pembicara Danar Wiranagara, (Presiden BEM ITS), Eko (Senator ITS) dengan moderator Zulqarnain Setio (Kepala PSDM BEM ITS). Acara yang dihadiri kurang lebih 30 peserta dari berbagai jurusan ini terkesan sepi peminat. "Mungkin karena publikasi yang terlalu mendadak dan liburan semester," ungkap Zulqarnain.

Acara ini merupakan salah satu usaha dari BEM dan SM ITS untuk mensosialisasikan pengkaderan kepada mahasiswa ITS dan HMJ di ITS pada umumnya. Acara ini dihadiri oleh Kahima dari beberapa jurusan serta tampak juga beberapa SC pengkaderan. Lokakarya ini merupakan wadah evaluasi dan komunikasi dari SM dan BEM ITS kepada HMJ-HMJ tentang pelaksanaan pengkaderan. Menurut Kepala PSDM BEM ITS, Zul, selama ini telah terjadi miskomunikasi antar ormawa-ormawa di ITS baik itu SM, BEM maupun HMJ khususnya mengenai pengkaderan.

Meskipun lokakarya ini sepi peserta ternyata masih banyak juga yang peduli dengan banyaknya pendapat maupun tanggapan terhadap diskusi tersebut. Dari serasehan ini muncul berbagai tanggapan dan kritik terhadap pelaksananan pengkaderan yang ditujukan kepada BEM maupun SM ITS.

Seorang mahasiswa jurusan Teknik Mesin menegaskan agar pengkaderan ini mempunyai sistem kontrol yang kuat. Dia juga mengkritik senator ITS yang masih kurang berperan sebagai pengontrol. "Sebelum mengontrol pengkaderan, lebih baik para senator mengontrol diri sendiri", tambahnya tegas. Selain itu juga ada peserta yang menyatakan agar kritik-kritik terhadap pengakaderan yang ada di forum lokakarya tersebut dapat di floorkan ke luar forum.

Menjelang berakhirnya lokakarya, ditegaskan beberapa poin penting yang patut diperhatikan untuk pedoman pengkaderan antara lain adanya evaluasi, meningkatkan peran mahasiswa baru yang tidak hanya sebagai obyek, serta penerapan pengalaman terkendali dan nilai-nilai kepada maba. Selain itu perlu adanya metode baru pengkaderan, proses yang bertanggung jawab akan fungsi pengkaderan, serta tidak adanya perbedaan antara pengkaderan dengan pelatihan maupun aktivitas perkuliahan.

Kepala PSDM BEM ITS yang ditemui setelah acara tersebut mengatakan bahwa terdapat batasan-batasan dalam pelaksanaan pengkaderan yaitu tidak melanggar HAM. Dalam hal ini tidak menyinggung SARA maupun masalah pribadi. Pressing yang bersifat mengganggu fisik dan mental juga merupakan batasan-batasan yang harus diperhatikan. Tapi, masalah mental masih menjadi perdebatan sampai saat ini karena belum ada batasan yang jelas tentang masalah mental itu sendiri.(rie/sal)

Berita Terkait