ITS News

Minggu, 06 Oktober 2024
15 Maret 2005, 12:03

Lima Kandidat Rektor ITS, Siapa Saja Mereka dan Apa Keistimewaannya? (4)

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Meski jarang berada di lingkungan kampus ITS Sukolilo, toh nama Hadi masih cukup 'diakui' di mata para civitas akademika ITS. Buktinya, pria 56 tahun ini mendapat kepercayaan sebagai balon rektor ITS.

Secara akademis, Hadi memang hanya bergelar Insinyur S1 lulusan ITS tahun 1973. Namun, kepiawaiannya memimpin berbagai lembaga, cukup membuat ayah dari tiga putra ini layak dicalonkan sebagai rektor ITS. Dibanding ke empat kandidat lainnya, Hadi terbilang paling sering mendapat kepercayaan memimpin lembaga di ITS.

Tahun 1976, pria asli Ngawi yang dibesarkan di Ponorogo ini telah menjabat Pembantu Dekan III Teknik Elektro. Tahun 1978, Hadi dipercaya menjabat Kepala Jurusan Teknik Tenaga Listrik. Saat itu, Hadi mendapat penghargaan dari pemerintah atas jasanya sebagai ketua tim pembangkit listrik desa se-Jawa Timur. Tahun 1980, Hadi menjabat PD III Fakultas Teknik Industri. Selanjutnya, selama dua periode (1987-1992), karena kinerjanya baik, Hadi dipercaya memegang jabatan Pembantu Rektor III. Baru pada 2000, Hadi diperbantukan ke Mataram sebagai dekan Fakultas Teknik Unram.

Di luar jabatan strukturalnya di ITS, pria yang mengaku tidak suka politik ini -meski pernah menjabat sebagai wakil ketua Panwaslu Surabaya tahun 1999- juga mempunyai seabrek kegiatan. Di antaranya sebagai ketua persatuan Insinyur se-Indonesia cabang NTB, pembina dan pembimbing proyek mobil tenaga surya, dan banyak lagi lainnya.

Selain sebagai seorang akademisi, jiwa seni juga mengalir di darah Hadi. Terbukti, Hadi juga menjadi pembina reog Ponorogo, pembina ludruk, pembina seni bela diri Satria Nusantara, pembina seni bela diri Merpati Putih. Bahkan, Hadi juga menjadi seorang pembina pada salah satu group musik kampus ITS.

Dalam membina keluarganya, suami Ir Rini Medyaningtyas MT ini, selalu mendasarinya dengan penuh kasih sayang. "Saya selalu ingin dekat dengan keluarga," akunya. Itu juga yang menyebabkan Hadi meminta ketiga anaknya yang bersekolah di Surabaya untuk ikut ke Mataram. "Saya ingin mengajarkan pada anak-anak saya, bahwa Indonesia ini sangat luas dan bervariasi," tambahnya. "Saya juga selalu mengajarkan agar anak-anak saya memiliki IQ dan EQ yang tinggi," lanjut Hadi.

Menjadi rektor ITS, bagi Hadi adalah suatu amanah. Hadi pun mempunyai motto hidup yang selalu dipegangnya. "Dalam bekerja, kita harus tulus, karena tujuan utama orang bekerja adalah ibadah," paparnya. Hadi juga ingin menjadikan kampus ITS sebagai sebuah wadah pendidikan yang benar-benar mengembangkan nilai-nilai luhur dari teknologi. (firzan syahroni/bersambung)

Berita Terkait