ITS News

Selasa, 23 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Larangan Pengkaderan: Tidak ada Masalah HAM

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ketua Jurusan Teknik Mesin (Kajur. Mesin) ITS, Dr Ir Triyogi Yuwono, DEA. setuju dengan pengkaderan yang selama ini dinilai memang terasa manfaatnya. Bahkan menurutnya kalau tidak ada pengkaderan, akan timbul suatu masalah tersendiri.

Pengkaderan Teknik Mesin selama ini terkenal sebagai salah satu yang paling keras di ITS, mengingat hampir seluruh mahasiswanya adalah laki-laki. Apalagi Teknik Mesin adalah salah satu jurusan tertua di ITS. Namun setiap tahunnya selalu berjalan lancar dan hampir tidak ada masalah sama sekali baik terhadap peserta maupun terhadap akademik. Menurut Pak Tri, para peserta akhirnya menyadari tujuan kegiatan itu, dan bisa mengambil manfaatnya. "Selama ini, minat mahasiswa baru terhadap pengkaderan pun kelihatannya cukup positif. Bahkan ada mahasiswa angkatan atas yang minta dikader (pemutihan-red) karena pas tahun seharusnya dia dikader, dia tidak ikut," papar Triyogi lebih lanjut.

Namun menurutnya tidak menutup kemungkinan untuk bisa diterapkan dengan format lain. "Yang penting, antara senior dan junior bisa menerima satu sama lain," ujarnya. Lulusan S2 di Grenoble Perancis ini terkesan dengan acara pengkaderan tahun 2000 lalu, dimana ada session acara yang menghadirkan lurah Keputih untuk berceramah di depan maba, mengenai pengenalan lingkungan kampus ITS Keputih Sukolilo. Selain menaikkan nama ITS di mata masyarakat sekitar, ini juga sangat membantu maba dalam proses adaptasi di lingkungan baru. "Proses adaptasi ini yang benar-benar perlu. Bayangkan saja kalau maba itu berasal dari desa yang tidak tahu sama sekali tentang keadaan dan kondisi kota besar seperti Surabaya. Kalau tidak cepat dijembatani, bisa-bisa dia akan bermasalah dalam masa awal kuliahnya," jelas alumni Teknik Mesin ITS ini. "Kalau bisa, upayakan agar mahasiswa ikut pengkaderan karena mereka memang butuh. Bukan sekedar formalitas agar kuliah lancar saja," harapnya lagi.

Dari pengamatannya, Kajur asal Tulungagung ini mengaku, ada dampak yang kurang menyenangkan yaitu adanya beberapa mahasiswa yang tidak enjoy dalam kuliah selama berlangsungnya proses pengkaderan, yang mungkin disebabkan keletihan, tekanan mental yang dirasakan mahasiswa tersebut, atau belum mampunya mereka beradaptasi. Karenanya, setelah dibicarakan dengan pengurus Himpunan Mahasiswa Teknik Mesin (HMTM), mereka (pengurus HMTM- red) sepakat untuk mencoba format lain yang tidak melulu menekankan fisik, namun essensi dari pengkaderan sendiri tetap ada. Malah ada beberapa dosen yang tertarik untuk ikut mengisi acara dalam pengkaderan TM tentang mechanical engineering, dengan tujuan mengenalkan lebih awal dunia akademik yang nantinya akan mereka hadapi.

Dengan format yang lebih baik, diharapkan proses adaptasi maba dengan lingkungan akademik maupun sosialnya juga berlangsung lebih cepat. Untuk mencapai hasil itu, mahasiswa selalu diingatkan bahwa yang perlu diserap dalam setiap kegiatan itu adalah proses, bukan hasil akhirnya. "Asal prosesnya benar, dan mereka berani melakukannya, apapun hasilnya urusan belakang," jelas kajur yang hampir selalu ikut menyertai acara Camp Mesin ini. "Dan dalam proses itu saya himbau juga kepada mahasiswa agar membuat sistem pemasaran yang bagus. Materi yang biasanya dilakukan dalam ruangan sebisa mungkin juga dapat dilihat orang. Maksudnya agar image baik kegiatan itu dapat terbangun," ujarnya. Selain itu pemahaman Senior 'saya dulu juga dibegitukan' dalam pengkaderan harus dihilangkan agar senior dapat lebih obyektif dan tidak bersikap balas dendam.

Sehubungan dengan keluarnya SK rektor ITS yang mengetengahkan pelanggaran HAM dalam proses pengkaderan, beliau mengaku selama ini nggak pernah ada masalah HAM di jurusannya. "Memang ada beberapa dosen yang tidak senang melihat mahasiswanya dibentak-bentak. Tapi sejauh ini kelihatannya masih bisa ditolerir kok" tukasnya. Selain itu Triyogi juga melihat kelemahan pengkaderan dalam hal evaluasi dan feedback dari maba. Karenanya, dalam pengkaderan berikutnya, beliau harapkan agar proses pengkaderan dapat diserap oleh semua pihak dan ada evaluasi yang jelas dari pihak panitia, sehingga dapat dipertimbangkan pada event-event selanjutnya. (ct)

Berita Terkait