ITS News

Kamis, 18 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Langkah ITS Percepat Program 'Internasional Recognation'

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ini dibuktikan melalui perluasan hubungan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dan lembaga dari luar negeri yang terus dijalin.

Jurusan Teknik Lingkungan dan Jurusan Teknik Kimia misalnya, Jumat (5/3) siang menandatangani kerja sama dengan tiga perguruan tinggi Taiwan sekaligus di bidang pengolahan limbah industri. Ketiga universitas Taiwan itu masing-masing, National Taiwan University,National Chaiao Tung University, dan National Taiwan University of Sains and Technology.

"Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari hubungan person to person yang selama ini telah terjalin. Melalui kerja sama ini kami berharap bisa banyak belajar dengan apa yang kini sedang dan akan di lakukan oleh Taiwan berkait dengan pengolahan limbah industri," kata Dr Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc, koordinator Program S2 Teknik Lingkungan.

Dikatakannya, dari riset mengenai pengolahan limbah industri yang dilakukan oleh tiga perguruan tinggi di Taiwan itu, menunjukkan hasil yang jauh lebih maju ketimbang yang dilakukan di Indonesia. "Karena itu kita berharap melalui kerja sama ini kita bisa dapat belajar banyak mengenai apa yang telah dilakukan mereka. Taiwan seperti diketahui adalah negara industri maju yang juga sangat baik didalam mengelola lingkungannya, tentu saja ini akan kita pelajari,"katanya.

Selain itu, kata Yulinah menambahkan, kerja sama ini membuka kesempatan bagi para dosen dan mahasiswa untuk studi lanjutan dan melakukan penelitian bersama di perguruan tinggi Taiwan. "Ini langkah maju dalam kaitan program international recognation yang dicanangkan ITS. Melalui cara-cara ini secara otomatis ITS juga akan mendapatkan pengakuan internasional," katanya menjelaskan.

Usai penandatanganan kerja sama dilanjutkan dengan seminar nasional tentang Teknologi Pengolahan Limbah Industri Terkini

KEINGINAN BERSAMA
Dihubungi terpisah, Rektor ITS, Dr Ir Mohammad Nuh DEA, mengatakan, apa yang dilakukan oleh teman-teman di jurusan maupun di fakultas memang di arahkan untuk mempercepat pengakuan internasional. "Tapi keinginan itu saja tidaklah cukup jika tidak ada keinginan bersama. Itulah yang sering saya katakan, untuk membangun ITS harus dilakukan secara bersama-sama, tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri," katanya.

Nuh juga menyinggung tentang beberapa rencana yang akan dilakukan ITS dalam kaitan untuk segera memperoleh pengakuan internasional. Dalam waktu dekat misalanya, ITS akan mendatangkan seorang pakar di bidang minyak bumi dari Amerika Serikat, Rima Petrossian, President American Association of Petroleum Geologists, yang sudah cukup punya nama dibidang perminyakan secara internasional. "Mereka akan memberikan kuliah tamu pada 11 Maret ini. Membangun jejaring dengan perguruan tinggi atau asosiasi profesi di luar negeri memang merupakan upaya didalam memperoleh pengakuan internasional," katanya.

Selain itu, pada 24-25 Maret, kata Nuh menambahkan, ITS akan menyelenggarakan seminar internasional tentang The Erly Warning Systems of Disasters, seminar ini akan menghadirkan beberapa pakar dari Jerman, Belanda, Swedia, Jepang, juga Malaysia. "Seminar ini untuk menandai dibentuknya Pusat Studi Bencana yang ada dibawah Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, yang telah mendapat dukungan penuh dari Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi," katanya. (Humas, ITS, 5 Maret
2004)

Berita Terkait