ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kemenangan Untuk Siapa?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Rasa bangga, tentu saja. Tim ITS Maritime Challenge memang patut merasakannya begitu sekembalinya dari ajang bergengsi dunia, Atlantic Challenge '02 di kota Rockland, Maine, USA.

Namun anggota tim mengakui bahwasanya kebanggaan yang mereka rasakan tidak tahu harus ditujukan untuk siapa. "Untuk siapakah kemenangan yang telah kami peroleh ini?" Itu merupakan suatu pertanyaan yang perlu mereka renungkan.

Anjar Ciptandini sebagai koordinator umum mengakui bingung akan keberhasilan yang telah ia bersama rekan-rekannya capai. "Tidak tahu harus aku tujukan untuk siapakah kemenangan yang telah kami capai ini. Menurutku ini adalah kemenangan kami seutuhnya," katanya menerawang. Kemudian ia menceritakan perjalanan yang harus ia tempuh hingga akhirnya dipetiknya kemenangan tersebut. Ternyata, Penuh dengan onak dan duri. Atau dengan kata lain penuh dengan rintangan.

Meski awalnya mereka tidak ada bayangan sama sekali bagi kami untuk bisa berangkat, apalagi mendapatkan penghargaan terhormat, spirit of Atlantic. Akan tetapi dorongan dan semangat dari pak Daniellah, pangilan Daniel M. Rosyid,P.hd, yang telah memacu mereka untuk bisa mewujudkan impian mereka."Mungkin hanya pak Daniel, satu-satunya birokrat ITS yang memberikan dukungan kepada kami,"Ungkapnya.

Meski berbagai pihak tampak sinis dan pesimis.Namun perjuangan mereka pantang mundur."Banyak sekali kami mendapat hujatan, kata-kata sinis dan pesimis dari lingkungan dan orang-orang dekat kami. Entah kenapa kami tetap mempertahankan mimpi kami dan berusaha untuk mewujudkannya. Bahkan dari pihak dosen dan birokrat ITS pun meragukan usaha kami untuk mewujudkannya," ujarnya.

Mereka sadar bahwa untuk mencapai suatu cita-cita diperlukan kerja keras."Sebenarnya kami tidak menuntut banyak dari pihak ITS sebagai instansi dimana kami barada. Kami hanya membutuhkan dukungan dan kemudahan dalam pewujudan mimpi kami. Toh nantinya juga nama ITS yang kami bawa. Seperti kemarin dalam Atlantic Challenge 2002, kami memang membawa nama ITS, namun rasanya tidak ada rasa tanggung jawab kepada ITS. Karena kami merasa ITS tidak memberikan kontribusi apapun, bahkan beberapa rekan malah mendapat 'kesulitan'," tambahnya.

Akhirnya, mereka mengharapkan agar pihak ITS dapat memberikan sesuatu yang dapat mewujudkan keinginan para mahasiswa lainnya.
"Saya harapkan hal ini hanya terjadi pada kami saja, semoga selanjutnya pihak ITS lebih mendukung adanya perubahan dan mimpi-mimpi mahasiswanya. Trus terang saya masih bingung apakah kemenagan ini layak aku tujukan untuk ITS tercinta? ," katanya sambil berlalu.

Demikian ungkapan hati Anjar yang berkecamuk antara rasa bangga, senang dan miris. Tentunya mereka sebagai mahasiswa biasa yang kebetulan mempunyai kesempatan mewujudkan impiannya. Akankah ada rekan mahasiswa yang menyusul untuk mewujudkan mimpi bersama ITS? (u-d/rom)

Berita Terkait