ITS News

Kamis, 25 April 2024
15 Maret 2005, 12:03

KEMARITIMAN DALAM GEOPOLITIK INDONESIA

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Di tengah gencar-gencarnya partai- partai politik (parpol) berkampanye, ITS menyikapinya dengan menggelar Stadium General "Pencerahan Visi Kemaritiman Dalam Pembangunan Geopolitik Indonesia". Stadium General yang menghadirkan Djuanda, SIP sebagai pembicara utama ini, membahas mengenai posisi maritim dalam politik Indonesia.

Bertempat di Rektorat lantai tiga, kuliah umum ini mengupas tuntas visi kemaritiman dalam geopolitik Indonesia dari segi kultural. Tak dipungkiri, selain keterkaitan visi ITS pada kemaritiman, juga karena masih minimnya parpol yang menyadari bahwa aspek maritim merupaka aset penting dalam pembangunan geopolitik di Indonesia.

M. Nuh, Rektor ITS, dalam pengantarnya kemarin (18/03), sempat mempertanyakan keberadaan parpol-parpol yang mengusung tema maritim dalam kampanye. Dan ia menegaskan belum ada parpol yang berusaha mendekati rakyat dengan mengandalkan sisi kemaritiman. "Paling-paling dengan SPP gratis, penertiban stren kali," terang alumnus T. Elekto ini.

Pernyataan ini diperkuat oleh Djuanda yang sekarang menjabat sebagai Sekretaris Dewan Maritim dan Pemerhati Geopolitik. Menurut pria yang fasih berbahasa Jawa ini, partai-partai memang belum sadar akan pentingnya segi maritim. Karenanya, beberapa waktu yang lalu, Dewan Maritim mengundang partai-partai tersebut untuk lebih membuka wacana mengenai kemaritiman.

Dan ditegaskan oleh Djuanda, undangan itu disambut baik oleh semua partai. Dari dua puluh empat partai yang ada, hanya satu yang tidak hadir. Itupun bukan partai besar. "Ya nggak apa-apa lah, anggap saja sebagai pelengkap penderita," ujar pria yang kemarin mengenakan kemeja batik ini. Tak pelak, ucapan ini langsung disambut dengan senyum oleh puluhan peserta yang hadir saat itu.

Setelah peristiwa lepasnya Sipadan dan Linggitan, visi kemaritiman dari pemerintah Indonesia haruslah jelas. NKRI tidak lagi hanya Negara Kesatuan Repiblik Indonesia namun juga Negara Kepulauan Republik Indonesia. Dan visi ini ditanamkan dengan menumbuhkan rasa memiliki Indonesia, menjaga dan merawat serta memanfaatkannya untuk kebahagiaan dan kesejahteraan bersama. Dan yang paling penting adalah kesadaran. "Karena tertanamnya visi, mulainya dari kesadaran, " ungkap Djuanda di akhir penjelasannya.(rin)/rom)

Berita Terkait