ITS News

Kamis, 19 September 2024
15 Maret 2005, 12:03

Ke mana ITS setelah usia 42 tahun? Bangun SPBU dalam kampus untuk nambah pemasukan

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Ada empat langkah yang perlu segera dilakukan agar ITS bisa lebih berkembang pesat dari sekarang. Pertama, ITS harus jadi pusat pengembangan teknologi, kedua harus jadi lembaga pencerahan dalam masyarakat, ketiga ITS harus bisa menemukan teknologi baru yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Keempat, ITS harus jadi penjaga nilai-nilai moral dan etik.

Demikian gagasan Dr Ir Muhammad Nuh DEA, Direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang juga salah satu dari lima calon rektor ITS.

Kata Dr Muhammad Nuh, meski ITS perguruan tinggi umum namun masalah moral harus tetap dijunjung tinggi.

Ke depan ITS juga harus bisa menjawab persoalan terkini yang dihadapi bangsa, seperti lemahnya SDM dan teknologi. "Sebenarnya gagasan atau ide sudah banyak dilontarkan kalangan akademisi tapi yang paling penting bagaimana gagasan ini bisa diwujudkan," ujar bapak satu anak ini.

Bukan itu saja. Dalam rangka menghadapi era otonomi kampus, ITS juga harus bersiap diri seperti melakukan peningkatan kualitas SDM dan penguatan dana dari berbagai macam cara. Seperti membuat unit bisnis, SPBU dan memberdayakan koperasi.

"Mahasiswa ITS jumlahnya 16.000-17.000 orang, yang pakai sepeda motor atau mobil banyak jadi kalau di dalam kampus tersedia SPBU lebih bagus. Selain memudahkan mahasiswa memperoleh bahan bakar juga bisa menjadi pemasukan bagi ITS," ujar dosen kelahiran Surabaya 17 Juni 1959 ini.

Muhammad Nuh punya obsesi menjadikan ITS sebagai perguruan tinggi berbadan hukum agar mampu bergerak cepat. Sekarang ini kalau mau membuat kebijakan harus minta persetujuan dari atas yang kadangkala kontraproduktif. Bila sudah otonomi otomatis bebas membuat langkah strategis demi kebaikan ITS.

Agar lebih bagus lagi, ITS sebaiknya dikelola dengan dua model manajemen. Pertama manajemen akuntability yakni manajemen yang bisa dipertanggungjawabkan ke dalam maupun keluar. Kedua, manajemen partisipatory, semua pihak dilibatkan dalam membuat segala macam kebijakan.

Lain lagi gagasan yang dilontarkan Prof Dr Ir H Nadjadji Anwar MSc, Dekan Fakultas Teknik Sipil (FTSP) yang juga kandidat rektor ITS.

Katanya, ITS harus jadi institusi unggulan dalam pengembangan iptek yang menunjang industrialisasi dan pembangunan kelautan berwawasan lingkungan.

"ITS harus siap menghadapi globalisasi dengan paradigma baru pendidikan berbasis mutu, otonomi, akuntabilitas, akreditasi dan evaluasi," ujar bapak tiga anak ini.

Pria kelahiran Gresik 13 Januari 1954 ini menguraikan, bila kelak ITS berubah jadi perguruan tinggi berbadan hukum milik negara (PTBHMN) perlu diterapkan pola pendidikan efisien dan berkualitas. (tof)

Berita Terkait