ITS News

Jumat, 29 Maret 2024
15 Maret 2005, 12:03

Kawin Muda, Siapa Takut?

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Minat para muda ITS ternyata boleh juga, dihadiri sekitar 60 mahasiswa dan dipandu oleh VJ Ronnie dari Istara dan JTV berlangsung gayeng. Lontaran materi dari pembicara yaitu Dra.Pinky S. dari UNAIR dan Ir.Daniel M. Rosyid Phd. yang dijuluki oleh VJ Ronnie selaku "aktor" pernikahan dini membuat acara diskusi begitu aktif.

Bu Pinky sapaan akrab Dra.Pinky S. menegaskan bahwa banyak faktor yang menyebabkan seseorang dapat melakukan kawin diusia muda diantaranya yaitu faktor ekonomi dan pencegahan aib bagi seseorang yang "kebelet menikmati" punya pasangan sehidup semati. Perkawinan bagi kita begitu sakral sebab dipengaruhi oleh kultur budaya dan agama. "Kultur orang jawa yang menganggap perkawinan adalah mendekatkan dua keluarga," tandas dosen psikologi UNAIR tersebut. Adanya anggapan tersebut sehingga unsur 3B yaitu bibit,bobot dan bebet sangat berpengaruh. "Kultur yang sangat berbahaya yaitu MBA (Married By Accident),"ujarnya dengan santai.

Nikah dini mungkin bisa juga menutup kesempatan orang untuk berkembang khususnya bagi cewek sebab aturan sekolah yang belum jelas soal siswi yang telah hamil atau kawin. "Lain orang lain pula anggapan Pak Daniel yang juga pelopor pernikahan dini di ITS," ujar VJ Ronnie yang disambut gerrr tawa mahasiswa.

Menurut beliau pada dasarnya menikah adalah pilihan, pilih nikah pada saat awal atau akhir karier. Seharusnya dalam menikah diputuskan secara rasional dengan rencana kedepan yang jelas bukan didasari pada rasa sentimentil atau romantisme. Siapa bilang nikah muda juga menghambat karier dan kesempatan, Daniel memberikan gambaran dua sepasang temannya yang mampu lulus cumlaude dan sebagai contoh riil kedua yaitu ia sendiri yang mampu merengkuh Phd. dari University of NewCastle UponTyne meskipun sudah menikah.

"Seharusnya nikah itu MBP (married by purpose) bukan MBA" ujar pria yang menikah pada semester 9. Dalam memutuskan menikah berarti kita sudah dewasa dan didasari untuk pemenuhan tujuan baik tujuan support karier kita atau tujuan yang lainnya. Syarat utama yang harus dipenuhi yaitu siap untuk memenuhi kebutuhan lahir dan batin ternasuk uang belanjanya.

Menyoal pertanyaan dari mahasiswa mengenai pendeknya waktu pacaran yaitu dalam rangka pengenalan diri serta soal pemenuhan nafkah lahir yang selama ini mahasiswa "disubsidi" oleh ortu. Solusi yang terpenting adalah perencanaan saat sebelum memutuskan menikah sehingga saat sudah menikah kita bisa memenuhi kebutuhan hidup sang istri. "Proses pengenalan diri dilakukan lebih lanjut setelah menikah," ujar Daniel yang juga PR IV ITS tersebut.

Kepribadian pasangan yang kita nikahi semisal berbeda dengan yang kita harapkan maka kewajiban bagi kita untuk sanggup memahaminya sebab rasio kita sudah dewasa. "Siapa takut nikah dini jika sudah siap?" ujar VJ Ronnie yang merupakan kesimpulan akhir dari dialog interaktif siang itu.(blh/li)

Berita Terkait