"Dari semenjak jaman Habibie, Gus Dur dan Mega tidak ada yang menjalankan 6 agenda reformasi. Empat tahun dan tiga presiden hasilnya nol besar," ungkap presenter acara Debat Mahasiswa ini serius. Fajroel menambahkan indikasi sederhana dapat dilihat dari ketidakseriusan pemerintahan 3 presiden pasca Mei 98 dalam mengusut misteri tragedi Trisakti. "Dari situ terlihat tidak adanya niatan untuk melaksanakan 6 agenda reformasi dan 4 agenda anti oligarki orba," jelas lulusan FE Universitas Indonesia yang juga presentuer TVRI ini.
Menyikapi ini Fajroel mengatakan kaum muda harus tampil ke depan. "Kalau di sepak bola itu ada istilah hattrick, mungkin mahasiswa perlu hattrick menjatuhkan presiden," jelasnya dihadapan peserta dialog. Fajroel melanjutkan bahwa hanya mereka yang menulis sejarah dengan darah yang berhak menjalankan reformasi. "Biarkan orang-orang yang mengemis-ngemis pada orde baru mati. Habibie, Gus Dur, Mega serta yang lainnya tidak akan mampu menjalankan reformasi. Apakah mungkin reformasi berjalan jika Akbar Tanjung sebagai presiden?Tidak kan," paparnya yang langsung mendapat tepuk tangan dari peserta.
Diakhir uraiannya Fajroel menegaskan demokrasi hanya bisa diselenggarakan dan dituntaskan oleh kaum muda yang demokrat dan progresif. Mudanya usia bukan halangan. "Buktinya Sjahrir menjadi Perdana Menteri di usia 35 tahun saat republik ini masih 4 bulan. Jadi tidak ada alasan lagi," kata Direktur Research Institute for Democracy & Society (ReDS) Indonesia.
Selain menghadirkan Fajroel Rahman, tampil pula pembicara lain yaitu Dina Katjasungkana (KPPD), Lege Nashruddin(PMII Surabaya) dan Yudi Anggraito (Unsuri). Budiman Sujatmiko, mantan Ketua PRD,yang seharusnya menjadi pembicara berhalangan hadir karena sesuatu hal.
Acara yang diselenggarakan oleh Kelompok Studi Sorogan dan sempat molor selama 1,5 jam ini dibuka dengan pembacaan beberapa naskah puisi dan adegan teathrikal dari Teather Tiyang Alit.(har/bch)
Kampus ITS, ITS News – Mengabaikan makan pagi atau sarapan sering menjadi persoalan yang dihadapi banyak orang karena kesibukannya, termasuk
Kampus ITS, ITS News – kembali menambah daftar lulusannya yang bergelar doktor. Menariknya, kali ini merupakan pasangan suami istri
Kampus ITS, ITS News – selalu mendukung mahasiswanya untuk mengeskalasikan kemampuan dan keilmuannya. Melalui program Internship+ yang bekerja sama
Pasuruan, ITS News — Kolaborasi pengembangan teknologi antara Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan dunia industri dan pemerintah terus